Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober Merosot Lagi

Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali merosot pada Oktober 2019. IHS Markit mencatat PMI Manufaktur Indonesia menurun ke 47,7 dari bulan sebelumnya yang masih pada angka 49,1.
Pekerja merakit mesin mobil Esemka di pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019)./JIBI/Bisnis-Chamdan Purwoko
Pekerja merakit mesin mobil Esemka di pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019)./JIBI/Bisnis-Chamdan Purwoko

Bisnis.com, JAKARTA – Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali merosot pada Oktober 2019. IHS Markit mencatat PMI Manufaktur Indonesia menurun ke 47,7 dari bulan sebelumnya yang masih pada angka 49,1.

"Masa-masa sulit di sektor manufaktur Indonesia terus berlanjut pada bulan Oktober, dengan headline PMI turun mendekati posisi terendah 4 tahun pada awal kuartal IV/2019," ujar Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw, Jumat (1/11/2019).

Data terbaru ini menunjukkan bahwa tren buruk kinerja sektor manufaktur terus berlanjut di mana pada kuartal III/2019 rata-rata PMI Manufaktur Indonesia tercatat pada angka 49,2 atau yang terendah sejak 2016.

IHS Markit melaporkan bahwa permintaan baru dari sektor manufaktur terus menurun dengan laju penurunan terbesar terhitung sejak 2015. Realisasi ekspor pun juga ikut menurun meski laju penurunannya tidak setinggi laju penurunan permintaan baru.

Hal ini pada akhirnya mendorong sektor manufaktur untuk menurunkan produksi pada Oktober 2019. Sebagaimana permintaan, produksi dari sektor manufaktur terus menurun selama 4 bulan terakhir dengan laju penurunan tertinggi dalam 4 tahun terakhir.

Akibat dari jumlah permintaan baru yang turun, IHS Markit melaporkan adanya kenaikan stok barang tidak terjual terhitung sejak 6 bulan lalu hingga Oktober 2019. Laju peningkatan stok barang yang terjadi berturut-turut sejak 6 bulan lalu merupakan laju peningkatan tertajam terhitung sejak Juni 2016.

"Secara keseluruhan kondisi permintaan terus melemah, sebagaimana ditunjukkan pada arus permintaan baru yang kemudian mendorong penurunan lebih jauh di produksi. Dilaporkan juga kenaikan inventaris barang tidak terjual, yang dapat mengurangi volume output pada bulan-bulan mendatang," ujar Bernard Aw.

Akibatnya, hal ini mendorong sektor manufaktur untuk memangkas aktivitas perekrutan dan aktivitas pembelian barang input.

Jumlah staf di sektor manufaktur menurun selama 4 bulan berturut-turut yakni sepanjang kuartal III/2019 dan Oktober 2019. Tingkat penurunan jumlah staf dalam 4 bulan ini merupakan penurunan yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

IHS Markit juga mencatat kepercayaan diri berbisnis pada sektor manufaktur di Indonesia juga berada di posisi terendah dalam 6 bulan.

Meski demikian, sentimen pelaku bisnis terhadap prospek sektor manufaktur ke depan masih berada pada angka 50.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper