Bisnis.com, JAKARTA — Konsultan real estat global, JLL memperkirakan volume transaksi hotel di wilayah Asia Pasifik pada tahun ini bakal meningkat 25 persen—30 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu menjadi lebih dari US$11 miliar.
CEO JLL Hotels & Hospitality Asia Pacific Mike Batchelor menyatakan bahwa terlepas dari situasi ekonomi yang kurang menentu dan meningkatnya sentimen politik, hotel-hotel di Asia Pasifik tetap memperlihatkan prospek bisnis yang meyakinkan di tengah pertumbuhan industri pariwisata serta penurunan suku bunga.
“Permintaan yang kuat tahun ini didukung oleh perusahaan ekuitas swasta, pengembang, dan klien domestik. Ini membuat kami yakin bahwa 2019 akan menjadi tahun ketiga dengan volume transaksi tertinggi dalam 1 dekade terakhir,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (30/10/2019).
Mike menambahkan bahwa pencapaian volume transaksi yang mampu melampaui US$11 miliar hanya terjadi pada 2017 dan 2015.
Menurut JLL, investasi bidang perhotelan di wilayah Asia Pasifik telah mencapai US$7,80 miliar hingga kuartal ketiga tahun ini. Pencapaian itu didorong oleh serangkaian agenda besar di Jepang seperti Piala Dunia Rugbi 2019, Olimpiade Tokyo 2020, dan World Expo 2025. Negeri Sakura itu telah membukukan volume transaksi hampir US$3 miliar sejauh ini.
Menurutnya, agenda-agenda besar tersebut turut menopang sektor pariwisata, mendorong permintaan akomodasi, dan membuat investor turut memanfaatkan potensi tersebut.
Baca Juga
“Jepang adalah pasar dengan kinerja terbaik di kawasan ini dan diperkirakan membukukan rekor tertinggi dengan volume transaksi sebesar US$4 miliar tahun ini,” kata Mike.