Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gelar Ratas Perdana, Jokowi Minta Perjanjian Dagang Multilateral Rampung Dibahas 2020

Saat ini, dua perjanjian besar yang sedang dibahas adalah Comprehensive Economic Partnership Agreement Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) serta Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Presiden Joko Widodo./ANTARA FOTO-Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo./ANTARA FOTO-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta menteri-menteri terkait untuk menyelesaikan pembahasan perjanjian perdagangan multilateral hingga akhir tahun depan.

Hal tersebut diungkapkannya ketika memberikan pengantar pada rapat terbatas (ratas) Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian di Kantor Presiden, Rabu (30/10/2019).

Jokowi menuturkan ekonomi global diperkirakan menuju ke situasi yang lebih sulit dalam lima tahun ke depan, sehingga kuncinya berada pada peningkatan ekspor dan investasi.

Adapun perjanjian yang dimaksud adalah Comprehensive Economic Partnership Agreement Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) serta Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) 10 negara Asean dengan 6 negara yakni China, Japan, India, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Sebagai informasi, pembahasan RCEP telah memakan waktu hingga lebih dari 7 tahun. Hal itu tak lepas dari sejumlah kendala yang dihadapi dalam tiap proses perundingan.

Sebaliknya, pembahasan IEU CEPA telah dibahas sejak 2016 dan hingga kini belum menemukan titik temu. Salah satu hal yang mengganjal adalah minyak kelapa sawit.

"Saya sudah sampaikan baik kepada Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Luar Negeri, saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus menerus tanpa henti," tegasnya.

Jokowi menjelaskan kesuksesan Indonesia dalam menyelesaikan Indonesia-Australia CEPA patut menjadi contoh yang baik. Hingga akhir 2020, dia meminta tim perumus dan pembahas kedua perjanjian multilateral itu tidak berganti-ganti.

"Kemudian, penyelesaian dan eksekusi lapangan juga harus terus dikerjakan, yakni dengan Uni Eropa. Ini nanti akan berkaitan dengan peningkatan ekspor," lanjut Jokowi.

Selain itu, dia juga menginstruksikan menteri-menteri terkait mengejar penyelesaian perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan negara-negara Afrika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper