Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pengumuman Kabinet Baru, Pelaku Usaha Pilih Wait and See

SVP Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto membenarkan penurunan permintaan kredit pada 3 sektor usaha yakni; industri, perdagangan, dan konstruksi. Selain itu, kredit investasi juga hanya mencatatkan pertumbuhan 63,2%, relatif lebih rendah dari kuartal-kuartal lalu yang mencapai sekitar 70%.
Presiden Joko Widodo mengunggah foto telepon tergantung di akun Instagram @jokowi, Kamis (17/10/2019)./Instagram
Presiden Joko Widodo mengunggah foto telepon tergantung di akun Instagram @jokowi, Kamis (17/10/2019)./Instagram

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku usaha memilih tidak melakukan ekspansi atau menambah fasilitas baru menunggu kabinet baru meski memberi imbas pada penurunan permintaan kredit.

SVP Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto membenarkan penurunan permintaan kredit pada 3 sektor usaha yakni; industri, perdagangan, dan konstruksi. Selain itu, kredit investasi juga hanya mencatatkan pertumbuhan 63,2%, relatif lebih rendah dari kuartal-kuartal lalu yang mencapai sekitar 70%.

Dia menilai, ada relasi antara alokasi kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor usaha atau lapangan usaha. Pasalnya, selama ini tiga sektor ekonomi tersebut, yaitu pengolahan, perdagangan dan konstruksi selalu menyerap kredit terbesar. Namun kini ada indikasi ketiga sektor ekonomi tersebut mengalami pertumbuhan kredit yg menurun.

"Ini lantaran sebagian sudah melunasi kreditnya dan tidak menambah fasilitas kredit baru," kata Ryan kepada Bisnis.com, Rabu (16/10/2019).

Dia juga menyebut umumnya para pelaku usaha cenderung wait and see dengan berbagai pertimbangan untuk melakukan ekspansi dan menambah fasilitas. Termasuk salah satunya menanti pengumuman kabinet baru.

Meski demikian, permintaan kredit di luar ketiga sektor relatif stabil atau sebagian meningkat.

Oleh sebab itu, secara persentase proporsi serapan kredit ke sektor industri, perdagangan, dan konstruksi menurun.

Jelang tutup tahun pada kuartal IV/2019, Ryan menilai laju kredit masih akan relatif stagnan. Hal ini dikarenakan para pelaku usaha cenderung mengerem ekspansi.

Dia pun mengingatkan dari sisi perbankan ke depannya pun masih bersikap lebih selektif dan hati-hati dalam menyalurkan kredit.

Hal tersebut menurut Ryan menjadi pertimbangan perbankan mengingat prediksi pertumbuhan ekonomi 2019, sampai 2020 cenderung akan terkontraksi.

Dia memprakirakan, pertumbuhan ekonomi 2019 akan tertekan sehingga realisasinya sampai akhir tahun ini diperkirakan sekitar 4,9%-5,1%.

Sementara itu untuk 2020 masih ada prediksi akan membaik dengan kisaran 5,0%-5,2%.

Bisnis.com mencatat, Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kuartal kredit baru melambat pada kuartal III/2019 khususnya pada sektor kredit konsumsi dan investasi.

Adapun perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada kuartal III/2019 sebesar 68,3%, lebih rendah dibandingkan 78,3% pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper