Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Bisnis, Merpati Kerja Sama Layanan Kargo dengan 11 BUMN

PT Merpati Nusantara Airlines menjalin kerja sama dengan 11 BUMN untuk bidang pelayanan kargo.
Proses penandatanganan Sinergi BUMN dalam Kerja Sama Rekstrukturisasi Bisnis Merpati Nusantara Airlines di Kementerian BUMN, Rabu (16/10/2019)./Bisnis-Annisa Sulistyo Rini
Proses penandatanganan Sinergi BUMN dalam Kerja Sama Rekstrukturisasi Bisnis Merpati Nusantara Airlines di Kementerian BUMN, Rabu (16/10/2019)./Bisnis-Annisa Sulistyo Rini

Bisnis.com, JAKARTA—Upaya restrukturisasi bisnis PT Merpati Nusantara Airlines dimulai dari bidang pelayanan kargo melalui sinergi dengan 11 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.

BUMN yang berkomitmen untuk mendukung upaya percepatan restrukturisasi bisnis Merpati Nusantara yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., PT Pertamina (Persero), Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), dan Himbara yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Perjanjian Kerja Sama tersebut meliputi kerja sama dalam bidang pelayanan kargo udara, ground handling, maintenance repair & overhaul (MRO), dan training center, yang ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara dan Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines Asep Ekanugraha, serta direksi BUMN lainnya.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan memang tidak mudah untuk menghidupkan kembali Merpati Nusantara yang memiliki nilai ekuitas sekitar minus Rp10 triliun.

Namun, Merpati Nusantara dinilai masih memiliki prospek ke depan sehingga para kreditur, yang didominasi oleh BUMN, memberikan kesempatan bagi perusahaan tersebut untuk memanfaatkan apa yang dimiliki, salah satunya adalah bisnis kargo.

“Jadi, kami sama-sama mengharapkan Merpati bisa oke di bisnis kargonya saja dulu karena license-nya kan beda-beda,” ujarnya di Kementerian BUMN, Rabu (16/10/2019).

Aloysius menyampaikan Garuda dan Merpati Nusantara sudah membahas terkait potensi bisnis kargo dan akan dimulai dulu dari kawasan Indonesia Timur. Namun, dia tidak ingin berspekulasi lebih lanjut mengenai kemungkinan Merpati Nusantara untuk kembali mengudara.

“Kami mulai dari kargo dulu, saya tak ingin berspekulasi [mengenai kemungkinan Merpati kembali terbang],” jelas Aloysius.

Melalui kerja sama ini, Garuda Indonesia Grup mendukung upaya rekstrukturisasi Merpati Nusantara dalam bentuk kerja sama pengelolaan bisnis. Selain itu, Garuda Indonesia Grup bersama beberapa BUMN lainnya mendukung pengelolaan usaha kargo milik Merpati Nusantara melalui aktivitas pelayanan pengiriman barang-barang di wilayah Papua.

Bisnis MRO dan Training Centre

Dalam hal kerja sama pengelolaan usaha maintenance, repair, and overhaul, Merpati Nusantara juga bertindak sebagai agen pemasaran yang menyediakan layanan untuk perawatan turbin dari Pertamina dan PLN yang difasilitasi oleh MRO Merpati Nusantara dan Garuda Indonesia Grup.

Sementara, dalam usaha training centre, Garuda Indonesia akan berpatisipasi dalam mengelola pusat pendidikan milik Merpati Nusantara agar ke depannya unit usaha ini menjadi salah satu sumber pendapatan besar perusahaan.

Restrukturisasi Bisnis, Merpati Kerja Sama Layanan Kargo dengan 11 BUMN

Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines Asep Ekanugraha menjelaskan pihaknya bersama dengan Garuda akan membahas rute kargo ke kawasan Indonesia Timur.

“Ini nanti akan menjadi bisnis pertama sejak berhenti operasi, tetapi sesungguhnya Merpati belum hidup karena belum kembali terbang padahal kami maskapai. Ini jadi bagian dari pemanfaatan sumber yang ada, hanya itu,” katanya.

Untuk bisnis kargo Merpati Nusantara akan menyewa pesawat Citilink, tetapi tidak menutup kemungkinan ke depannya akan digunakan pesawat milik perusahaan. Sebelum berhenti beroperasi pada 2014, Merpati Nusantara memiliki 25 unit pesawat yang dioperasikan.

Adapun, kerja sama ini bisa dimulai sebelum tahun ini berakhir. “November kemungkinan dimulai,” kata Asep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper