Bisnis.com, JAKARTA — Serapan karet alam di dalam negeri diprediksi naik menjadi sekitar 750.000 ton pada tahun depan seiring dengan komitmen pemerintah untuk mendorong pemanfaatan komoditas itu.
Kepala Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor Thomas Wijaya menyebutkan pemerintah telah menyiapkan target peningkatan konsumsi karet dalam negeri sebesar 100.000 ton pada 2020.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), dari total produksi karet sebesar 3,5 juta ton pada 2018 lalu, sebanyak 2,95 juta ton diekspor. Sementara itu, konsumsi dalam negeri hanya berjumlah 653.000 ton.
Rencana peningkatan serapan ini diiringi dengan riset untuk mengetahui produk apa yang potensial dibuat dengan berbahan karet. Thomas menyebutkan selain dimanfaatkan sebagai bahan baku ban, karet alam sejauh ini baru dimanfaatkan sebagai bahan campuran aspal yang formulasinya dihasilkan usai studi selama 4 tahun terakhir dengan dana riset sebesar Rp2 miliar yang disalurkan Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF).
Thomas mengemukakan karet sejatinya bisa dimanfaatkan untuk produk lainnya. “Dalam rapat tadi [rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian] kami mengusulkan pemanfaatan karet untuk pembuatan sekat kanal di lahan gambut. Potensinya besar sekali karena luas lahan gambut mencapai 40 juta hektare,” kata Thomas kepada Bisnis, Senin (14/10/2019).
Sekat kanal gambut sendiri kebanyakan terbuat dari kayu dan tidak efektif membendung air di lahan gambut. Akibatnya, lahan gambut menjadi mudah terbakar kala kemarau.
“Kalau memakai karet akan mengurangi konsumsi kayu. Animonya bagus, tapi tetap butuh endorsement dari pemerintah lewat regulasi yang mendukung,” imbuhnya.