Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PINA Targetkan Financial Close Capai Rp50 Triliun

Eko Putro Adijayanto, CEO PINA Center for Private Investment, menyatakan awalnya pihak PINA menargetkan financial close sebesar Rp84 triliun tahun ini. Sayangnya sampai dengan September, financial close dari PINA tercatat baru sekitar Rp30 triliun, sehingga target tersebut dikoreksi menjadi Rp50 triliun.
CEO Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA) Pemerintah Ekoputro Adijayanto berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
CEO Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA) Pemerintah Ekoputro Adijayanto berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Unit Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) Center For Investment di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, akan menargetkan financial close tahun ini pada kisaran Rp50 triliun.

Eko Putro Adijayanto, CEO PINA Center for Private Investment, menyatakan awalnya pihak PINA menargetkan financial close sebesar Rp84 triliun tahun ini. Sayangnya sampai dengan September, financial close dari PINA tercatat baru sekitar Rp30 triliun, sehingga target tersebut dikoreksi menjadi Rp50 triliun.

“Tahun kemarin kami mendapatkan Rp47 triliun, Pak Menteri baik sama kita, target pimpinan Rp84 triliun, under promise, jadi kami pilih koreksi lebih baik under promise daripada over deliver,” ujar Eko di Kantor Bappenas, Senin (14/10/2019).

Hingga akhir 2018, PINA Center for Private Investment telah membukukan financial close sebesar Rp47 triliun atau setara US$3,3 miliar, mencakup 11 proyek jalan tol, energi terbarukan, perkebunan, serat optik, dan bandara.

Jumlah proyek yang saat ini masuk dalam fasilitasi PlNA Center for Private Investment adalah sebanyak 29 proyek dengan total nilai sebesar Rp630 triliun atau setara US$44 miliar. Dari sisi investor, PINA Center for Private Investment saat ini memiliki sejumlah investor utama dari dalam dan luar negeri, di antaranya; PT Taspen, BPJS Ketenagakerjaan, dan Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB).

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan pencapaian PINA Center for Private Investment perlu diapresiasi mengingat PlNA Center for Private Investment baru berjalan selama 2 tahun.

Bambang menilai masih ada beberapa proyek yang ditargetkan bisa terkejar financial close-nya tahun ini. Adapun fokus investasi bagi Bappenas adalah di sektor infrastruktur.

“Inovasi menjadi kata kunci dalam mendorong pembiayaan kreatif untuk menopang pembiayaan infrastruktur yang sangat masif. Tanpa inovasi, pembiyaan akan sulit mewujudkan target pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah 'Indonesia," ujar Bambang.

Bambang menambahkan, PINA Center for Private Investment berhasil mendorong instrumen Perpetual Notes yang telah dikeluarkan oleh PT PP (Persero) Tbk. pada 2017 dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. pada 2018.

Ke depan, PINA Center for Private Investment masih terus mendorong upaya investasi swasta di sektor infrastruktur, konektivitas, energi, industri, serta perumahan.

“Saya berharap PINA Center for Private Investment akan terus mampu untuk membangun ekosistem pembiayaan inovatif, sehingga dapat mendukung percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas," pungkas Bambang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper