Bisnis.com, JAKARTA — Pasar properti pada kuartal IV/2019 diperkirakan masih bergerak stagnan. Ketika menghadapi hal ini, pengembang perlu melakukan beragam strategi agar target bisa mencapai dan memacu kinerja hingga akhir tahun ini.
Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan bahwa kuartal IV/2019 diprediksi secara umum belum ada akan perubahan yang signifikan dibandingkan dengan kuartal III/2019.
Kondisi ekonomi dunia yang melambat masih berpengaruh pada ekonomi nasional dan berpengaruh pada bisnis secara umum di Indonesia.
Selain itu, kondisi politik yang juga belum stabil pascapemilihan umum juga sedikit banyak memengaruhi investor ke sektor properti.
Kemudian, kebijakan penurunan suku bunga acuan sudah mulai memengaruhi suku bunga kredit walaupun masih terbatas.
“Hal ini yg membuat belum adanya dorongan yang kuat ke sektor properti di akhir tahun,” katanya kepada Bisnis, Selasa (15/10/2019).
Baca Juga
Secara umum, kata Dani, semua sektor cenderung memang akan bergerak lebih positif meskipun perubahannya tidak besar dari sisi permintaan. Dari sektor hotel, diperkirakan tetap stabil dibandingkan dengan kuartal III/2019.
“Karena belanja kamar dan meeting dari pemerintahan masih berlanjut hingga akhir tahun, serta momen liburan Natal dan akhir tahun juga mendorong kinerja hotel secara umum,” ujarnya.
Selanjutnya, properti perkantoran diperkirakan mengalami kecenderungan yang positif dari sisi permintaan sejak awal tahun dan diperkirakan masih tetap berlanjut. Namun, tingginya kekosongan sejak 2015 dan tingginya pasok baru yang tinggi menyebabkan okupansi dan tarif sewa belum mengalami peningkatan.
Untuk sektor apartemen, kelas menengah, dan menengah bawah masih tetap mengalami penjualan yang cukup baik, sedangkan kelas atas masih akan cenderung terbatas.
Adapun, dari sektor ritel diperkirakan masih stabil. Tidak adanya rencana pusat perbelanjaan baru yang dibuka akhir tahun membuat sektor ini tidak banyak mengalami perubahan.