Bisnis.com, JAKARTA — Hingga kuartal III/2019, realisasi investasi PT Pertamina (Persero) telah mencapai 80% atau sekitar US$3,36 miliar dari total target investasi tahun ini senilai US$4,2 miliar.
Dari total investasi senilai US$4,2 miliar tersebut, alokasi untuk sektor hulu mencapai US$2,5 miliar. Sisanya, anggaran investasi tersebut digunakan untuk mendanai bisnis perseroan di sektor hilir, pengolahan, dan lainnya.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan berharap target investasi akan tercapai pada akhir tahun. Menurutnya, realisasi investasi tahun ini kemungkinan besar dapat lebih baik dari 2018 yang capaiannya hanya 90% dari target.
“Yang hulu sih oke, cuma kegiatan-kegiatan eksplorasi dan perbaikan fasilitas. Investasi fasilitas masih oke,” katanya, baru-baru ini.
Hingga akhir tahun, investasi akan diarahkan untuk beberapa proyek yang yang tengah berjalan seperti pengembangan lapangan Jambaran Tiung Biru (JBT) dan pengeboran blok Mahakam.
Adapun, kebutuhan investasi proyek pengembangan JBT senilai US$1,55 miliar yang dikucurkan bertahap hingga proyek beroperasi pada 2021. Proyek migas ini akan menghasilkan gas sebesar 172 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
Sementara itu, PT Pertamina Hulu Mahakam akan mengebor 118 sumur yang terdiri atas 102 sumur di muara dan 16 sumur di lepas pantai pada tahun ini. Selain itu, Pertamina juga akan melakukan beberapa kegiatan lain seperti perawatan 6.423 sumur maupun shut in build up (SIBU) 820 unit sumur.
Pertamina juga menggarap 29 proyek infrastruktur secara bertahap dengan target penyelesaian pada 2025. Investasi seluruh proyek itu mencapai Rp36 triliun yang pendanaannya bersifat tahunan.
Sebelumnya, Pertamina telah menerbitkan obligasi global (global bond) senilai US$1,5 miliar untuk mengantisipasi kebutuhan belanja modal perseroan pada tahun ini yang mencapai US$4,5 miliar.