Bisnis.com, JAKARTA -- Bandar udara Frederic Chopin Warsawa terlihat sibuk pada satu malam pada awal September 2019.
Antrian mengular saat memasuki ruang imigrasi. Selepas pintu pemeriksaan, keramaian makin terlihat di ruang tunggu. Kursi yang tersedia tak mampu menampung ratusan penumpang yang siap berangkat meninggalkan ibu kota Polandia.
Frederic Chopin Warsawa merupakan satu dari belasan bandara yang ada di Polandia. Negara yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Jerman tersebut setiap tahunnya melayani 45,8 juta penumpang pesawat.
Daya beli masyarakat yang membaik dan pesona kota di wilayah yang sempat luluh lantak akibat Perang Dunia II itu menyebabkan kunjungan wisata ke negara tersebut terus meningkat. Tak sekadar jadi tujuan pelesiran, arus masuk orang ke negara itu juga didorong oleh kegiatan bisnis.
Suasana kota Warsawa, Polandia, awal September 2019./Bisnis-Rahayuningsih
Ekonomi negara tersebut terus bergeliat. Pembangunan infrastruktur gencar dilakukan, investasi baik lokal maupun asing juga berdatangan. Di jalan-jalan utama Warsawa, aktivitas pembangunan kerap dijumpai, alat konstruksi crane ada di mana-mana.
Dari data yang disampaikan oleh Polish Investment & Trade Agency PFR Group, Pemerintah Polandia akan terus memperbaiki infrastruktur di dalam negara itu termasuk menargetkan penambahan jalan sepanjang 1.500 kilometer (km).
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) melansir nilai investasi asing di Polandia mencapai US$11,35 miliar pada 2018, naik apabila dibandingkan dengan pencapaian 2017, yang sebesar US$8,66 miliar. Seolah tak terpengaruh perlambatan ekonomi yang terjadi di negara-negara tetangganya.
Bahkan, dari informasi yang disampaikan oleh salah seorang pejabat di Port Gdansk, aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut tak terdampak perang dagang AS-China. Pada 2018, sekitar 92 juta ton kargo keluar masuk di empat pelabuhan besar di negara tersebut.
Kekuatan ekonomi Polandia tak terlepas dari kemampuan pemerintah negara tersebut dalam menangani berbagai krisis yang pernah menerpa. Tak hanya itu, para pebisnisnya pun mampu dengan cepat beradaptasi. Saat ini, misalnya, industri berbasis digital dan startup tumbuh dengan pesat.
Pemerintah Polandia juga merespons kebutuhan dunia usaha dengan baik. Berbagai kebijakan dibuat terutama terkait dengan kemudahan investasi. Tak hanya itu, insentif perpajakan disebar untuk sektor-sektor tertentu yang menjanjikan penyerapan tenaga kerja, berteknologi tinggi, dan berbasis Research and Development (R&D).
Suasana Palace of Culture and Science di Warsawa, Polandia, awal September 2019./Bisnis-Rahayuningsih
Industri berskala kecil dan menengah juga menjadi sumber kekuatan negara Eropa Tengah itu. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi prioritas, terlebih dengan jumlah penduduk 38 juta orang dan sebagian besar di antaranya merupakan usia produktif.
Tak heran, dengan berbagai langkah tersebut, kini Polandia menjadi negara di Benua Biru yang masih menjanjikan pertumbuhan.
Bahkan, pada awal tahun ini, riset yang dilakukan oleh Oxford Economics menyebutkan negara ini masuk ke dalam 10 pasar berkembang yang akan mendominasi perekonomian global pada 2028. Polandia menjadi satu-satunya negara di Uni Eropa (UE) yang masuk dalam daftar tersebut.
Pertumbuhan Ekonomi
Prospek positif yang disampaikan oleh lembaga riset itu tidak terlepas dari pencapaian pertumbuhan ekonomi Polandia dari tahun ke tahun yang menunjukkan perbaikan. Data OECD menyebutkan pada 2015, ekonomi negara itu bergerak di angka 3,8 persen, turun sedikit pada 2016 menjadi 3,1 persen, terus merambat naik pada 2017 di kisaran 4,9 persen, dan 2018 sebesar 5,1 persen.
Meski pada tahun ini OECD dan Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara itu hanya berkisar di angka 4-4,2 persen dan turun menjadi 3,5 persen pada 2020, optimisme terhadap ekonomi di negara keenam terbesar di Eropa itu tak pernah surut.
Baca Juga
Kapal pesiar Norwegian Getaway tiba di Port of Gdynia, Polandia, Jumat (23/6/2017)./Reuters-Radu Sigheti
Apabila dibandingkan dengan perkiraan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara UE yang pada tahun ini hanya mencapai 1,6 persen, turun dari perolehan tahun lalu yang sebesar 1,8 persen, dan pada 2020-21 menjadi hanya rata-rata 1,4 persen, pencapaian ekonomi Polandia patut diperhitungkan.
Bank Dunia menyebutkan ekonomi Polandia masih akan tumbuh di atas rata-rata ekonomi negara UE karena tingkat pengangguran yang rendah, pertumbuhan upah yang kuat sehingga masih mendorong konsumsi masyarakat, dan masuknya investasi.
Deputy Director Ministry of Entrepreneurship and Technology Polandia Artur Dabkowski mengatakan pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perekonomian dengan memperkuat berbagai sektor andalan di antaranya adalah industri kecil dan menengah, elektronik terutama kategori white goods (yang sering dipergunakan), otomotif khususnya kendaraan listrik, industri berbasis riset dan pengembangan, penerbangan, dan makanan olahan.
“Tak hanya itu, kami juga memberikan insentif pajak bagi para investor yang memenuhi persyaratan. Kami juga membuat kawasan industri yang bisa dimasuki para pebisnis asing dengan berbagai fasilitas dan kemudahannya,” tuturnya kepada sejumlah jurnalis yang mengikuti program Study Visit to Poland periode 1 September-7 September 2019.
Menurut Dabkowski, dengan jumlah penduduk yang besar dan pasar Eropa yang terkoneksi, Polandia bisa menjadi pintu masuk bagi pemilik modal untuk negara-negara lainnya di benua tersebut. Investor yang menanamkan modalnya di Polandia bisa ikut memperebutkan pasar 510 juta orang yang ada di Eropa.
Suasana kota Warsawa, Polandia, awal September 2019./Bisnis-Rahayuningsih
Country Manager Foreign Expansion Department Polish Investment & Trade Agency Anna Lagondzinska menambahkan ada banyak hal yang membuat Polandia dapat menjadi salah satu negara tujuan investasi. Di antaranya pertumbuhan perekonomian yang cenderung stabil, industri teknologi tumbuh sangat pesat, dan kualitas SDM yang tak perlu diragukan lagi.
“Investor kami datang dari berbagai negara di belahan dunia. Eropa, AS, Jepang, dan China masih mendominasi. Untuk Indonesia, Indofood sudah masuk. Kami mengharapkan akan ada perusahaan lainnya juga berinvestasi di sini,” paparnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Duta Besar Indonesia untuk Polandia Siti Nugraha Mauludiah menuturkan tak hanya untuk investasi, Polandia merupakan pasar potensial untuk ekspor, penguatan SDM, dan para pencari kerja.
Bagi Indonesia, Polandia merupakan negara mitra dagang terbesar di kawasan Eropa Tengah dengan nilai perdagangan bilateral mencapai US$640 juta dolar.
“Selain merupakan pasar yang cukup besar dengan daya beli yang tinggi, Polandia dapat menjadi pintu masuk produk Indonesia ke pasar Eropa untuk berbagai komoditas seperti kopi, produk farmasi, serta produk makanan dan minuman ke wilayah Eropa lainnya,” ungkapnya.