Bisnis.com, LABUAN BAJO – Sebanyak enam srikandi Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal atau Marine Inspector Kementerian Perhubungan menggelar inspeksi keselamatan tiga unit kapal layar motor di Pelabuhan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Sidratul Muntaha, Kasubdit Keselamatan Kapal Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, menyatakan inspeksi keselamatan kapal itu merupakan bagian dari Kampanye Keselamatan Pelayaran dan Peringatan Hari Maritim Sedunia 2019.
“Uji petik dilakukan untuk memastikan kelaikan kapal. Kalau ada uji petik ada temuan mayor, sertifikat keselamatan kapal bisa dicabut,” katanya di Labuan Bajo, Jumat (20/9/2019).
Menurutnya, ketiga kapal layar motor (KLM) yang diinspeksi atau diuji petik adalah KLM Seasafari VII, KLM Keirina, KLM Tanaka.
Biasanya, Sidratul menegaskan uji petik keselamatan kapal dilakukan menjelang periode musim puncak penumpang seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
“Hari ini [Jumat] uji petiik kami ada tiga kapal di Labuan Bajo dalam rangka Bimtek [Bimbingan Teknis] di Labuan Bajo. Kami kerahkan perempuan semua yang melakukan pemeriksaan kapal dalam rangka acara Women in Maritime [WIMA],” ungkapnya.
Dia menambahkan sertifikat keselamatan kapal bisa dicabut jika ada fasilitas atau alat keselamatan yang bersifat mayor tidak tersedia di kapal.
“Kalau bersifat mayor itu menyangkut keselamatan seperti kalau tidak diadakan mengakibatkan keselamatan jiwa penumpangnya,” tegasnya.
Suwito Hadi Projo, Nakhoda KLM Seasafari VII, menyatakan sertifikat kapal yang dinakhodainya masih berlaku hingga 28 Oktober 2019 sehingga masih memenuhi syarat keselamatan pelayaran.
“Kapal ini sertifikat keselamatan habis 28 Oktober 2019, jadi sebulan sebelumnya akan diurus perpanjangannya,” kata Suwito.
Marine inspector Kemenhub Yulita Manampiring menyatakan secara keseluruhan KLM Seasafari VII memenuhi persyaratan keselamatan kapal.
“Hanya ada kekurangan bersifat minor seperti alat pelindung diri yang kurang seperti oksigennya,” kata Yulita.