Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Optimistis CAD Masih Bisa Membaik

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan defisit transaksi berjalan 2019 dan 2020 diprakirakan tetap terkendali dalam kisaran 2,5%–3,0% PDB dan ditopang aliran masuk modal asing yang tetap besar.

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia optimistis current account deficit atau defisit transaksi berjalan masih bisa membaik pada kisaran target 2,5% sampai 3,0% dari PDB.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan defisit transaksi berjalan 2019 dan 2020 diprakirakan tetap terkendali dalam kisaran 2,5%–3,0% PDB dan ditopang aliran masuk modal asing yang tetap besar.

Dia memerinci bahwa Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk berupaya mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA), sehingga CAD yang pada kuartal lalu 3% dari PDB tidak beranjak dari angka tersebut.

Dia menilai hal ini berdasarkan kondisi saat ini dimana inflasi rendah. Selain itu, neraca pembayaran Indonesia (NPI) masih mencatatkan surplus yang didukung surplus portofolio dan PMA.

Perry memerinci, arus masuk investasi portofolio pada Juli-Agustus 2019 tercatat US$3,5 miliar didorong prospek perekonomian nasional yang baik dan daya tarik investasi aset keuangan domestik yang tinggi.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terjaga, dipengaruhi oleh permintaan impor yang menurun sejalan dengan penyesuaian ekonomi domestik yang belum kuat, ditengah menurunnya ekspor dari dampak melambatnya ekonomi global.

Adapun posisi cadangan devisa Indonesia menurut Perry tetap kuat, yang pada akhir Agustus 2019 tercatat US$126,4 miliar, setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Pencapaian ini juga masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Sebelumnya, ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menyatakan transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih diprakirakan 2,8% dari PDB. Angka ini hanya menurun tipis dari CAD 2018 lalu yakni 3% dari PDB.

Head of Research Macroeconomics and Financial Sector Policy, LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Febrio N. Kacaribu menyatakan ada beberapa tanda perbaikan membuat CAD dapat lebih mudah untuk dikelola sampai akhir tahun.

Menurut dia, perkembangan ini seharusnya membuka ruang bagi BI untuk memberi kelonggaran lebih lanjut pada kebijakan moneter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper