Bisnis.com, JAKARTA — Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyatakan Provinsi Kalimantan Barat membutuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk mengatasi masalah kelistrikan di sana.
"Kalbar membutuhkan PLTN untuk mengatasi masalah kelistrikan yang masih rendah dan juga menginginkan pasokan listrik yang bersih, salah satunya dengan memanfaatkan PLTN," ujar Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Batan Badan Suryantoro, Selasa (10/9/2018).
Selain untuk mengatasi masalah kelistrikan yang masih rendah, pembangunan PLTN tersebut juga bertujuan untuk mendukung pengolahan bauksit yang banyak terdapat di daerah itu. Adapun pihak pemerintah daerah menginginkan agar bauksit tersebut diolah menjadi alumina dan kemudian aluminium.
"Untuk proses pengolahan itu membutuhkan energi yang besar. Energi itu didapatkan dari PLTN," tuturnya.
Dia menambahkan PLTN yang akan dibangun berupa prototipe atau purwarupa dengan kapasitas 100 MW. Proses pembangunannya akan dimulai pada 2020 hingga 2024. Pihak Batan, kata dia, mendukung pembangunan PLTN tersebut dalam bentuk dukungan teknis mulai dari evaluasi tapak, pembangunan PLTN, dan sebagainya.
Menurutnya, purwarupa PLTN komersial tersebut merupakan hasil riset yang dikembangkan oleh Batan dan menjadi salah satu prioritas riset nasional ke depan.
"Saat ini hasil riset harus dalam bentuk purwarupa sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat."
Sebelumnya, hasil survei menunjukkan sekitar 87 persen masyarakat Kalimantan Barat mendukung pembangunan PLTN di daerah tersebut.