Bisnis.com, JAKARTA — Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bekerja sama dengan Badan Karantina Pertanian memanfaatkan teknologi iradiasi pangan untuk memperpanjang daya tahan buah-buahan yang akan diekspor.
"Buah-buahan yang ekspor ke Australia itu mangga gincu dan buah naga. Itu harus Oktober 2019 bisa masuk, mulai perdana ekspor," kata Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Batan Totti Tjiptosumirat, Senin (9/9/2019).
Adapun untuk bisa menembus pasar global, buah mangga Indonesia harus melalui tahapan karantina untuk mengeliminasi hama Sternochetus frigidus yang persebarannya dicegah di seluruh dunia.
Iradiasi buah mangga dengan dosis kurang dari 0,5 kGy akan mengeliminasi hama tanpa merusak kualitas dan mengubah rasa buah. Mangga yang sudah diiradiasi juga tetap aman dikonsumsi.
Totti menjelaskan bahwa dalam satu kali ekspor dalam jangka 1 bulan, ada sampai delapan ton mangga gincu yang masuk ke karantina.
"Dia [buah-buahan] harus masuk ke karantina, nanti karantina yang mengarahkan ke Batan. Batan integrated ke karantina," ujarnya.
Totti menjelaskan selain mengeliminasi hama pada buah, iradiasi pangan juga bisa meningkatkan umur makanan segar maupun makanan dalam kemasan seperti rendang, bandeng presto, dan semur yang akan dikirim ke luar negeri. Dengan demikian, makanan tetap aman dikonsumsi meskipun telah menempuh perjalanan sekitar sepekan atau lebih dalam proses pengiriman ke luar negeri.
"Kalau kontainernya besar, maka lama di kapal paling cepat seminggu. Nanti makanannya yang mau diekspor ke Amerika Serikat itu sudah habis waktunya seminggu. Dengan iradiasi, [waktu ketahanannya] bisa ditambah sampai 3 bulan atau 1,5 tahun," ujarnya.
Di Indonesia, menurut Totti, saat ini baru ada dua iradiator komersial, satu milik Batan dan satu lagi milik swasta di Cibitung.