Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) mengaku berminat untuk bekerja sama dengan operator transportasi yang menggunakan kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV) guna menunjang pergerakan masyarakat dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan porsi penggunaan transportasi publik di bandara tersebut masih bisa ditingkatkan.
Jumlah penumpang pesawat di Soekarno-Hatta setiap hari rata-rata 200.000 orang dan pekerja sekitar 50.000 orang. Dari jumlah itu, yang memanfaatkan transportasi publik baru 40% dan sisanya 60% masih menggunakan kendaraan pribadi.
"Kami ingin bekerja sama dengan para operator transportasi publik agar semakin banyak yang memanfaatkan angkutan massal untuk menuju ke Soekarno-Hatta atau sebaliknya. Selain itu mendukung pengembangan transportasi publik tersebut ke arah penggunaan kendaraan bermotor listrik," kata Awaluddin, Jumat (30/8/2019).
Dia mengaku sedang mengembangkan inovasi dengan memperhatikan tiga hal yaitu sumber daya manusia (SDM), proses bisnis, dan pemanfaatan teknologi dalam memajukan transportasi publik di bandara yang berkode CGK tersebut.
Dari sisi SDM, operator bandara tidak memiliki kompetensi terkait dengan kendaraan listrik, maka membutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk melakukan pengembangan dan penelitian.
Pihaknya juga membutuhkan suatu bisnis proses yang baru, misalnya untuk menentukan mekanisme operasional taksi konvensional dan taksi listrik di bandara. Selain itu, konsep pengisian daya bagi taksi listrik dan letak saluran pengisian listrik umum.
Saat ini di Bandara Soekarno-Hatta telah beroperasi angkutan massal berbasis listrik yakni kereta bandara dan skytrain, serta mobil golf di dalam terminal. Taksi Blue Bird juga sudah mengoperasikan kendaraan listrik Tesla dan BYD khusus untuk layanan di Soekarno-Hatta.
Saat Asian Games dan Asian Para Games 2018, Bandara Soekarno-Hatta juga mengoperasikan bus listrik buatan PT Mobil Anak Bangsa untuk transportasi para atlet.
"Kedepannya tidak menutup peluang lebih banyak lagi pemanfaatan kendaraan listrik seperti untuk bus penumpang di airside. Setelah pemanfaatan kendaraan listrik optimal, maka selanjutnya akan dikembangkan kendaraan tanpa awak atau autonomous vehicle untuk operasional di dalam bandara,” ujarnya.
Sementara itu, Skytrain yang menghubungkan Terminal 1, 2, dan 3 serta stasiun kereta di Soekarno-Hatta memang sudah disiapkan untuk bisa beroperasi mandiri sebagai autonomous vehicle, atau tidak memerlukan awak pengemudi.
Saat ini jumlah transportasi publik di Bandara Soekarno-Hatta terdapat tujuh operator taksi reguler yang mengoperasikan sekitar 5.000 unit, dan dua operator taksi eksesutif dengan 860 unit armada.
Sementara itu, untuk angkutan bus terdapat tujuh perusahaan otobus dengan total armada 423 unit dan enam perusahaan travel minibus dengan 93 unit armada.