Bisnis.com, JAKARTA — Perum Jasa Tirta II melakukan berbagai langkah sebagai bagian dari partisipasi program Citarum Harum. Sungai terpanjang di Jawa Barat itu memang tengah direvitalisasi untuk mengembalikan fungsi ekologisnya yang terus menurun.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta II (PJT II) U. Saefudin Noer mengatakan bahwa perusahaan menyelenggarakan program-program biogas berbasis pemberdayaan masyarakat, penataan sungai-sungai mati, kegiatan operasi, dan pemeliharan di DAS (daerah aliran sungai) Citarum yang termasuk wilayah kerjanya.
Di hulu sungai, PJT II secara rutin melakukan pemeliharaan Situ Cisanti yang memiliki peran vital sebagai mata air Sungai Citarum.
“Selama ini, kami rutin melakukan pemeliharaan di Situ Cisanti agar senantiasa terjaga dan asri agar dapat terus mengaliri Sungai Citarum,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (29/8/2019).
Pemeliharaan Situ Cisanti juga menjadi perhatian para pemangku kepentingan. Kemarin, misalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan meninjau Situ Cisanti dan oxbow Bojongsoang di Kabupaten Bandung. Luhut adalah Ketua Pengarah Tim Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
PJT II juga membantu masyarakat di daerah hulu Sungai Citarum untuk memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan biogas. BUMN itu telah membangun 35 unit reaktor gas untuk para peternak di Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Baca Juga
Saefudinn menyebutkan bahwa program biogas diharapkan bisa mengatasi pencemaran kotoran ternak di Sungai Cisangkuy sebagai salah satu anak Sungai Citarum. Program ini juga didorong untuk memberi nilai tambah ekonomi bagi para peternak.
Sementara itu, di Bojongsoang, PJT II telah memulai penataan sungai mati atau oxbow. Selama ini, sungai mati menjadi tempat pembuangan limbah dengan volume sedimen yang besar.
Saefudin menerangkan bahwa air yang mengalir dari sungai dibuka aksesnya untuk dialirkan ke sungai mati untuk kemudian menjadi penampung air saat musim hujan tiba.
PJT II memiliki keterkaitan erat dengan Citarum. Pasalnya, BUMN ini merupakan pengelola Bendungan Juanda di Purwakarta yang debit airnya berasal dari Sungai Citarum.
Berdasarkan Laporan Tahunan PJT II 2017, perusahaan mengelola air dari Bendungan Juanda sebanyak 8 miliar meter kubik per tahun.