Bisnis.com, JAKARTA – Risalah rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed minutes) pada 30-31 Juli yang dirilis Rabu (21/8/2019) waktu Washington mengungkapkan beberapa alasan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Pada pertemuan itu, The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2008. Oleh Gubernur Jerome Powell, langkah ini disebut sebagai strategi yang dirancang untuk mengantisipasi risiko penurunan.
Para pembuat kebijakan menyoroti risiko terhadap prospek meskipun ekonomi AS, untuk saat ini, berkinerja baik. Mereka melihat langkah pemangkasan suku bunga pada Juli sebagai perlindungan atas tekanan yang diakibatkan perang perdagangan dan inflasi rendah.
Dalam risalah tersebut, langkah pemangkasan suku bunga dilakukan berdasarkan tiga poin. Pertama, The Fed mengatakan pemotongan itu merupakan perlindungan terhadap perlambatan lebih lanjut dari investasi bisnis. Sebagian perlambatan berasal dari kemerosotan manufaktur global yang timbul karena ketidakpastian perdagangan.
Berselang sehari setelah pertemuan The Fed pada Juli, Presiden Donald Trump mengumumkan tarif tambahan terhadap China. Sejak itu, ketidakpastian tetap tinggi dan mengancam untuk melumpuhkan keputusan investasi lebih lanjut.
Alasan kedua The Fed adalah manajemen risiko, ungkapan yang mencakup berbagai ancaman penurunan terhadap perekonomian.
Baca Juga
Satu isu yang ditekankan oleh para pejabat Fed adalah bahwa bank-bank sentral asing “hanya membatasi ruang kebijakan" untuk menurunkan suku bunga jika pertumbuhannya merosot.
Sejak pertemuan Juli, data ekonomi menunjukkan pertumbuhan Jerman menyusut pada kuartal kedua, serta meningkatnya kekhawatiran atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan (no-deal Brexit).
“Justru risiko-risiko telah meningkat sejak pertemuan itu. Akan ada lebih banyak dukungan untuk penurunan suku bunga ketika para pejabat [Fed] bertemu bulan depan [September],” terang Laura Rosner, mitra di MacroPolicy Perspectives LLC.
Alasan ketiga The Fed untuk melakukan pemangkasan adalah untuk mengatur kembali inflasi pada target 2 persen. Meski inflasi inti yang diukur dengan indeks harga konsumen naik 2,2 persen untuk tahun yang berakhir pada Juli, para pejabat mengkhawatirkan ekspektasi harga jangka panjang publik tertahan di bawah 2 persen karena inflasi telah sangat rendah untuk begitu lama.
“Sebagian besar pembuat kebijakan menilai bahwa ekspektasi inflasi jangka panjang sudah di bawah target 2 persen komite The Fed atau bisa turun di bawah level yang konsisten dengan tujuan itu jika inflasi tetap terlalu rendah,” papar risalah The Fed, seperti dilansir Bloomberg.
Sejak pertemuan pada Juli, dolar AS telah menguat seiring dengan meredupnya prospek ekonomi global, sehingga menambah tekanan ke bawah pada harga dengan membuat impor lebih murah.
Investor kini sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga kembali dalam pertemuan The Fed pada 17-18 September dan pelonggaran lebih lanjut tahun ini.
Petunjuk lain diharapkan akan disampaikan oleh Gubernur The Fed Jerome Powell ketika berpidato dalam simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (23/8/2019) waktu setempat.
“The Fed hampir pasti akan meratifikasi ekspektasi pasar untuk pelonggaran lebih lanjut pada September,” ujar Stephen Stanley, kepala ekonom di Amherst Pierpont Securities, dalam sebuah catatan kepada klien.