Bisnis.com, MANGUPURA -- Lima negara asal Afrika mengajak Indonesia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Indonesia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kelima negara itu adalah Uganda, Somalia, Mauritius, Djibouti dan Zanzibar yang merupakan negara otonomi Tanzania. Negara-negara tersebut, menurutnya, menilai Indonesia bisa menjadi mitra dagang yang potensial lantaran memiliki kedekatan secara kultural dan politik.
“Empat negara yakni Somalia, Uganda, Djibouti dan Zanzibar, perwakilan pemerintahnya sudah bertemu dengan kami. Mereka sangat tertarik untuk mengajak kita kerja sama, baik dalam hal ekspor-impor maupun investasi. Mereka pun sudah melihat sejumlah portofolio industri kita dan mereka menilai sesuai dengan karakter bangsa mereka,” ujarnya, di sela-sela forum Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Nusa Dua Bali, Selasa (20/8/2019).
Dia mengatakan, ketertarikan itu disampaikan oleh para menteri dari Somalia, Uganda, Djibouti dan Zanzibar saat melangsungkan pertemuan bilateral pada Selasa (2/8/2019). Sementara itu, untuk pertemuan bilateral dengan Mauritius dijadwalkan digelar pada Rabu (21/8/2019).
Guna menindaklanjuti ketertarikan negara-negara tersebut, pemerintah Indonesia akan menyiapkan kajian mengenai pasar dan komoditas yang dapat dipertukarkan dengan RI. Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan menggelar preferential trade agreement (PTA) maupun free trade agreement (FTA) dan comprehensive economic partnership agreement (CEPA) dengan negara-negara tersebut.
“Namun kami harus dalami secara betul, produk-produk apa saja yang kita butuhkan untuk dikerja samakan. Termasuk dengan skema tarif di negara-negara tersebut, seperti most favoured nation (MFN) yang berlaku dan lain sebagainya,” lanjutnya.
Baca Juga
Menteri Enggartiasto mengatakan, Zanzibar menyatakan ketertarikannya untuk mengimpor tekstil dan beras dari Indonesia dan mengundang Indonesia untuk membangun sektor pariwisata. Tawaran tersebut dinilainya menarik lantaran Indonesia memiliki kelebihan di sektor-sektor tersebut.
Sementara itu, dalam pertemuannya dengan pejabat Djibouti, dia menyebutkan potensi negara tersebut sebagai pintu masuk bagi RI menjalin pakta kerja sama dagang dengan Common Market for Eastern and Southern Africa (COMESA). Pasalnya Djibouti merupakan anggota dari COMESA yang beranggotakan 21 negara Afrika.
Selanjutnya untuk Somalia, Indonesia menurutnya dapat memanfaatkannya sebagai hub ekspor untuk negara-negara lain yang memiliki skala ekonomi dan jumlah penduduk lebih besar seperti Ethipia, Eritrea dan Kenya.
“Sedangkan dengan Uganda, mereka tertarik mengimpor produk alas kaki kita karena modelnya mirip dengan preferensi masyarakat di sana. Di sisi lain negara itu juga berjanji untuk ikut membukakan jalan bagi kita menjalin kerja sama dagang dengan East Africa Community (EAC),” ujarnya.
Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini mengatakan, pembicaraan bilateral dengan Somalia cukup menarik. Pasalnya negara tersebut baru saja mengalami rekonsiliasi pascaperang saudara. Hal itu membuat para pengungsi Somalia di luar negeri berdatangan kembali ke negaranya.
“Mereka mengakui perekonomian mereka masih dalam tahap pemulihan, maka dari itu mereka meminta masukan dari kita untuk membantu meningkatkan perdagangan dan investasi di negaranya. Somalia juga minta asistensi dari kita untuk menyelesaikan persoalan di sektor perkebunan mereka yang sedang dilanda virus,” ujarnya.