Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dampak Kerusuhan Papua Bagi Perekonomian Nasional

Kerusuhan di Papua jika dibiarkan berkepanjangan bisa memberi dampak pada perekonomian nasional.
Gedung kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Manokwari, dibakar massa, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang alami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang./Antara
Gedung kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Manokwari, dibakar massa, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang alami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kerusuhan di Papua jika dibiarkan berkepanjangan bisa memberi dampak pada perekonomian nasional.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan dampak kerusuhan di Papua terhadap perekonomian bisa memberi persepsi buruk investor. 

Papua, lanjutnya, dikenal sebagai daerah dengan sektor-sektor yang banyak menarik investasi tambang.

"Sekarang juga pertumbuhannya sangat rendah karena investasi tambang disana sedang tidak bagus," papar Eko di kantor INDEF, Senin (19/8/2019). 

Selain itu, dia menghawatirkan citra atau image keamanan investasi jika masalah tersebut dibiarkan terus berlarut-larut.

Meski demikian secara kontribusi ekonomi dari Papua kepada nasional memang masih kecil. "Saya tidak tahu kalau kontribusi Freeport dari pajaknya cukup besar. Tetapi saya tak tahu angkanya," pungkas Eko. 

Namun secara makroekonomi, wilayah Papua masih kecil seperti halnya Maluku. "Papua itu mungkin kurang dari 5 persen," ujarnya.

Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada kuartal II/2019 saja masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 59,11 persen.

Secara rinci, Sumatra memberi kontribusi 21,31 persen, lalu Kalimantan sebesar 8,01 persen, disusul Sulawesi sebesar 6,34 persen, lalu Bali dan Nusa Tenggara sebesar 3,06 persen, dan disusul terkecil Maluku dan Papua sebesar 2,17 persen.

Secara (y-o-y), pertumbuhan ekonomi kuartal II/2019 di Maluku dan Papua bahkan -13,12 persen (y-o-y), di Bali dan Nusa Tenggara 5,05 persen (y-o-y), Kalimantan tumbuh 5,60 persen (y-o-y), di Sulawesi sebesar 6,76 persen (y-o-y), di Jawa tumbuh 5,68 persen (y-o-y), dan Sumatera tumbuh 4,62 persen (y-o-y).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper