Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Ekonomi Global Suram, Ekspor Jepang Turun Lagi

Pertumbuhan yang melambat dan konflik perdagangan meningkatkan kekhawatiran resesi global. Ekspor Negeri Sakura pun turun untuk bulan kedelapan berturut-turut pada Juli.
Seorang pekerja berjalan di areal pabrik yang berada di zona industri Keihin, Kawasaki, Jepang (8/3/2017)./.Reuters-Toru Hanai
Seorang pekerja berjalan di areal pabrik yang berada di zona industri Keihin, Kawasaki, Jepang (8/3/2017)./.Reuters-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan yang melambat dan konflik perdagangan meningkatkan kekhawatiran resesi global. Ekspor Negeri Sakura pun turun untuk bulan kedelapan berturut-turut pada Juli.

Kementerian Keuangan Jepang pagi ini, Senin (19/8/2019), melaporkan penurunan nilai ekspor Jepang sebesar 1,6 persen pada Juli 2019 dari tahun sebelumnya. Meski demikian, penurunan ini lebih kecil dari estimasi para ekonom sebesar 2,3 persen.

Sementara itu, impor Jepang pada Juli turun 1,2 persen, juga lebih kecil dari estimasi penurunan sebesar 2,3 persen oleh para ekonom. Dengan demikian, neraca perdagangan tercatat defisit sebesar 249,6 miliar yen pada Juli.

Permintaan domestik telah mendukung ekonomi Jepang yang didorong oleh perdagangan, selama kemerosotan ekspor sepanjang tahun ini. Namun prospek global yang semakin suram menimbulkan keraguan mengenai ketahanan konsumsi pribadi dan investasi modal.

Perlambatan ekonomi global, terutama di China, perselisihan perdagangan serta krisis geopolitik membuat ekonomi dunia menuju ekspansi terlemahnya sejak krisis keuangan global.

Selain terbebani dampak perang dagang Amerika Serikat-China, Jepang juga berselisih dengan Korea Selatan di bidang perdagangan lain, sambil berusaha menghindari tarif otomotif dalam pembicaraan perdagangannya dengan AS.

Semua faktor risiko tersebut dan faktor lainnya telah mendorong nilai tukar yen, yang dipandang sebagai mata uang safe haven, mendekati level terkuatnya tahun ini sekaligus membuat ekspor Jepang kurang kompetitif.

“Ke depannya, penguatan baru-baru ini dalam yen dan permintaan di Asia yang melambat cenderung membebani ekspor. Risiko lain adalah bahwa sektor otomotif Jepang menjadi target proteksionisme AS,” terang tim ekonom Bloomberg untuk Asia.

Data perdagangan itu juga menunjukkan ekspor Jepang ke China turun 9,3 persen pada Juli, meningkat 8,4 persen ke AS, dan naik 2,2 persen ke Eropa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper