Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai fokus pemerintah tahun depan untuk meningkatkan kualitas SDM nasional merupakan langkah yang tepat. Apalagi, pemerintah juga mendorong revolusi industri jilid 4.
“Indonesia mau masuk industri 4.0, tetapi tenaga kerja yang punya skill di teknologi informasi enggak siap. Vokasi harus difokuskan karena tenaga kerja kita didominasi lulusan SMP. Tenaga kerja berkualitas harus disiapkan,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Kadin Indonesia Johny Darmawan, Minggu (18/8/2019).
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan berada di level 5,3% pada 2020 bukan tidak mungkin dicapai dengan asumsi efek perang dagang tidak terlalu besar dan upaya mengerek ekspor serta investasi berhasil.
Menurutnya, target yang dicanangkan pemerintah bisa direalisasikan dengan upaya yang kuat untuk menghilangkan hal-hal yang menghambat selama ini, seperti penguatan kerja sama antarlembaga dan kementerian.
“Presiden tahu kalau terjadi ketidaksinkronan di dalam pemerintahan. Tahun depan, ini harus enggak ada kompromi lagi dan harus dibenahi. Ini tergantung menteri-menteri di next kabinet,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani menilai Pidato Presiden Joko Widodo saat menyampaikan Nota Keuangan 2020 dan dalam sidang bersama MPR, DPR, dan DPD pada pekan lalu memberikan arah yang jelas mengenai kebijakan tahun depan.
Menurutnya, pidato Presiden memberikan arahan yang jelas mengenai arah kebijakan 2020 dengan mengakui bahwa tantangan yang dihadapi tidak mudah di tengah ketidakpastian yang disebabkan perang dagang.
Kepala Negara dalam pidatonya menyebutkan bahwa tantangan ekonomi ke depan semakin berat dan kompleks karena ekonomi dunia mengalami ketidakpastian. Beberapa negara emerging market mengalami krisis, dan beberapa negara mengalami pertumbuhan negatif.
Tantangan perang dagang dan depresiasi nilai mata uang beberapa negara, seperti Yuan—China dan Peso—Argentina membuat Pemerintah Indonesia harus waspada. Salah satu kunci untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan meningkatkan daya saing nasional dengan bertumpu pada kualitas SDM.
“Kita harus melalukan upaya-upaya yang telah dirancang dengan cepat [untuk menghadapi tantangan ke depan] karena tidak bisa business as usual lagi,” ujar Rosan.