Bisnis.com, JAKARTA - TaniHub, e-commerce platform yang fokus pada masalah supply chain pertanian menyatakan telah menyalurkan dana lebih dari Rp75 miliar kepada 2.100 petani dalam 83 proyek budidaya.
Ivan Arie Sustiawan, CEO dan Co Founder TaniGroup.memgatakan hingga saat ini sudah 25.000 petani tergabung dengan TaniGroup. Dengan gudang dan cabang yang tersebar di lima kota; Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
“Kami menyadari bahwa kesejahteraan hidup petani hanya dapat ditingkatkan jika upaya perubahan dilakukan dari berbagai sisi dan tidak terbatas pada supply chain saja. Oleh karena itu, pada awal 2017, kami mendirikan TaniFund; sebuah crowdfunding platform yang menyalurkan pendanaan dari lender kepada para borrower, dalam hal ini adalah petani,” ujarnya dalam keterangan resminya.
Salah satu mitra TaniFund adalah Egi Gunawan, seorang petani millennial yang berusia 27 tahun dan kerap disapa yang berhasil mengembangkan budidaya tomat TW dan cabai merah keriting lewat pembiayaan peer-to-peer lending dari TaniFund.
“TaniFund sangat membantu kami para petani. Dengan akses pembiayaan melalui program budi daya tanaman, saya dan kelompok tani jadi dapat menghitung dan merencanakan dengan rinci. Mulai dari kebutuhan operasional dari sebelum masa tanam, sampai masa panen. Setelah panen, TaniHub selaku sister company TaniFund menjadi solusi pemasaran secara offline maupun online. Dengan demikian, saya tidak perlu khawatir apakah hasil pertanian dapat terserap seluruhnya,” jelas Egi.
Untuk memastikan proyek budidaya berjalan lancar, tim field specialist TaniFund juga membimbing petani melalui aplikasi yang mudah diakses, yaitu farmer’s app. Dengan bantuan teknologi tersebut, mitra petani TaniFund dapat lebih tertata dalam mengelola proyeknya.
TaniGroup berkomitmen saatnya petani Indonesia melek teknologi dan inovasi supaya dapat mengelola usaha tani mereka secara lebih profesional dan meningkatkan skala usaha ke level yang lebih layak secara komersial (commercially viable).
Menurut data yang diolah TaniGroup (TaniHub & TaniFund) dari berbagai sumber, mayoritas dari total 35 juta petani di Indonesia adalah smallholder farmers, yaitu petani yang memiliki ukuran lahan tidak lebih dari 0,3 hektar. Pada umumnya, petani lokal masih menggunakan teknologi sederhana dalam bekerja dan 61% dari mereka berusia di atas 45 tahun.
Para petani lokal juga seringkali menemui kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya, sehingga harus bergantung pada middlemen atau perantara untuk dapat melakukan itu. Ketergantungan pada middlemen ini membuat rantai pasok (supply chain) di pertanian sangat panjang, yang mengakibatkan harga yang diterima petani dari penjualan hasil panennya sangat jauh berbeda dengan harga yang dibayar konsumen (end user).
TaniHub melihat berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan cara menyederhanakan rantai pasok (supply chain) di pertanian melalui inovasi dalam teknologi informasi.
Dengan visi Agriculture for Everyone (Pertanian untuk Semua Orang), TaniGroup berupaya menciptakan sebuah ekosistem di mana petani dan masyarakat umum dapat saling mendukung dan berkontribusi untuk membangun sektor pertanian. TaniGroup mengajak para petani Indonesia untuk memaksimalkan hasil panen mereka dan memasarkannya dengan leluasa, baik kepada pembeli individu, modern channel, maupun usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).