Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Malaysia berhasil berekspansi pada kuartal kedua tahun ini, didorong oleh permintaan domestik yang lebih kuat dan rebound harga komoditas.
Sebagaimana diberitakan Bloomberg, Jumat (16/8/2019), produk domestik bruto (PDB) Negeri Jiran berekspansi 4,9 persen pada kuartal II/2019 dari tahun sebelumnya dan naik dari 4,5 persen pada kuartal sebelumnya.
Capaian ini melampaui estimasi median sebesar 4,7 persen dalam survei Bloomberg terhadap 22 ekonom, sekaligus merupakan ekspansi terkuat sejak awal tahun lalu.
“Konsumsi swasta tetap sebagai jangkar utama bagi ekonomi dengan pertumbuhan 7,8 persen,” tutur kepala statistik Malaysia Mohd Uzir Mahidin dalam rilisnya.
Seluruh sektor ekonomi berekspansi pada kuartal tersebut, dengan ekspor bersih tumbuh 22,9 persen sementara jasa dan manufaktur masing-masing naik 6,1 persen dan 4,3 persen.
Menurut Analis senior MIDF Imran Yassin Md Yusof, pertumbuhan pinjaman melonjak menjadi 6,3 persen pada Juni, didorong oleh permintaan barang-barang penggunaan pribadi dan pembelian properti. Ini menunjukkan konsumsi domestik yang kuat.
Sementara itu, Gubernur Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan bank sentral tersebut memperkirakan pertumbuhan PDB full year sebesar 4,3 persen - 4,8 persen, menegaskan perkiraan sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Malaysia yang kuat melawan tren di kawasan Asia, di mana perang perdagangan Amerika Serikat-China telah merugikan negara-negara yang bergantung pada perdagangan.
Awal pekan ini, Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan full year-nya hampir mendekati nol, dan Thailand diperkirakan akan meluncurkan paket stimulus pada Jumat malam.
Pada Kamis (15/8/2019), sejumlah analis Goldman Sachs Group Inc. menurunkan proyeksi mereka untuk empat negara "Macan" Asia, mengingat dampak ketegangan perdagangan.