Bisnis.com, JAKARTA -- Realisasi investasi pada sektor transportasi dan pergudangan dinilai terus tumbuh dan bernilai besar pada semester I/2019 karena potensi sektor logistik Indonesia yang sangat besar.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi mencapai Rp71,8 triliun atau 18 persen dari total realisasi secara keseluruhan pada semester I/2019.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menilai volume sektor logistik dipengaruhi faktor demografis dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
Menurutnya, dengan wilayah yang luas dan kondisi geografis sebagai negara kepulauan, masih banyak dibutuhkan infrastruktur dan fasilitas logistik.
Kebutuhan tersebut semakin meningkat karena tuntutan kecepatan, keamanan, dan kemudahan pelacakan dalam pengiriman barang dan pemenuhan pesanan, termasuk dengan dorongan e-commerce.
"Perusahaan penyedia jasa logistik melakukan investasi pembangunan pergudangan maupun memodernisasi sistem pergudangan. Perusahaan transportasi menambah armada untuk mengikuti tuntutan pengembangan wilayah distribusinya," jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (14/8/2019).
Realisasi investasi yang tinggi, katanya, sejalan dengan prediksi SCI bahwa tingkat pertumbuhan sektor logistik pada 2019 sebesar 11,56 persen atau lebih tinggi daripada tahun 2018 sebesar 8,44 persen.
SCI memprediksi tingkat pertumbuhan pada 2019 untuk subsektor transportasi sebesar 11,15 persen dan subsektor pergudangan sebesar 9,51 persen.
"Sektor logistik menarik bagi investor dalam negeri maupun asing yang ditunjukkan dari realisasi investasi yang besar dan hampir berimbang antara penanaman modal dalam negeri [PMDN] dan penanaman modal asing [PMA] pada bidang transportasi dan pergudangan," tuturnya.
Salah satu alasan meningkatnya investasi asing karena kebijakan pemerintah meningkatkan kepemilikan asing dalam sektor logistik yang bervariasi menjadi 67 persen hingga 100 persen.
Investor dinilai semakin yakin menanamkan modal dalam sektor logistik setelah adanya kepastian Presiden terpilih yang akan melanjutkan program pembangunan infrastruktur di samping program-program lainnya.
"Peningkatan investasi dipengaruhi pula oleh upaya pemerintah memperbaiki kemudahan berusaha di Indonesia antara lain dengan memaksimalkan implementasi Online Single Submission [OSS]," paparnya.