Bisnis.com, JAKARTA PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dikelola perseroan menjadi 1.112 MW hingga 2026 dengan investasi senilai US$2,68 miliar.
Direktur Utama PGE Ali Mundakir mengatakan pada tahun ini kapasitas terpasang PLTP yang dikelola perseroan ditargetkan mencapai 672 MW setelah PLTP Lumut Balai Unit 1 55 MW di Sumatera Selatan jadi beroperasi komersial pada September 2019. Hingga saat ini, kapasitas terpasang yang dikelola perseroan telah mencapai 617 MW, terdiri dari PLTP Kamojang berkapasitas 235 MW, PLTP Ulubelu 220 MW, PLTP Lahendong 120 MW, PLTP Karaha 30 MW, dan PLTP Sibayak 12 MW.
Menurutnya, PGE juga akan mulai mengembangkan PLTP skala kecil dengan kapasitas 5 MW hingga 20 MW. Pengembangan PLTP tersebut berasal dari ekstraksi panas bumi yang sebelumnya telah digunakan sebagai energi pembangkit yang skalanya lebih besar.
"Akan nambah juga ini yang kecil-kecil, 5 MW bahkan ada 20 MW. Jadi, ini yang small scale," katanya, Selasa (14/8/2019).
Pada 2020, akan ada penambahan kapasitas terpasang dari PLTP Hululais Unit 1 55 MW dan menambah total terpasang menjadi 787 MW. Kemudian pada 2021, ditambah ada PLTP Hululais Unit 2 55 MW sehingga kapasitas terpasang total 847 MW.
Selain itu, pada 2024 nanti, PGE juga menargetkan PLTP Seulawah di Aceh berkapasitas 10 MW beroperasi komersial. Pengembangan kapasitas terpasang PLTP Seulawah akan dilakukan bertahap hingga mencapai 55 MW pada 2026 nanti.
Baca Juga
"Kami sudah menawarkan ke PLN kalau bisa digarap bersama-sama PLN, PGE, dan Pemda Aceh. Skemanya jual listrik. Kita menggunakan pola pengembangan baru, jadi bertahap. Kalau biasanya kiat nunggu lama baru 55 gitu ya," katanya.
Untuk mencapai 1.112 MW pada 2026, penambahan kapasitas juga datang dari PLTP Kotamobagu 40 MM dan PLTP Sungai Penuh 55 MW.