Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan PT Pertamina (Persero) diperkirakan dapat melakukan pengeboran di Blok Rokan pada awal 2020 sebagai bagian dari masa transisi menuju alih kelola.
Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan ada beberapa bisnis model yang sedang didiskusikan agar Pertamina bisa masuk ke Blok Rokan pada akhir tahun atau awal 2020.
Menurutnya, transisi dianggap penting untuk menjamin produksi blok Rokan tidak jatuh ketika alih kelola berlangsung.
"[hanya saja] Belum diputuskan model bisnisnya," katanya, Kamis (8/8/2019).
Transisi juga dianggap penting dengan mempertimbangkan adanya tanda-tanda penurunan produksi alami. Chevron sebagai pengelola eksisting, lanjut Fatar, tidak akan berinvestasi skala besar menjelang kontraknya berakhir.
"Ini kan udah mau selesai, jadi kontraktor lama tidak akan mau investasi banyak, ini tugas kontraktor baru. Makanya, itu kita kejar bagaimana transisi ini harus berjalan," tambahnya.
Baca Juga
Per Juni 2019, realisasi produksi siap jual (lifting) minyak Blok Rokan di sebesar 190.600 barel per hari. Sebelumnya, SKK Migas memperkirakan outlook lifting migas dari Blok Rokan pada tahun ini sebesar 186.959 barel per hari (bph) hingga akhir tahun.
Sementara itu, untuk tahun depan, SKK Migas memperkirakan lifting migas dari Blok Rokan sebesar 170.763 bph.
"Kemampuan Rokan 400.000 bph kalau dilaksanakan EOR. Transisi Pertamina dipaksakan secepat mungkin," ujarnya.
Dia menjelaskan metode steam flood di lapangan Minas baru dalam tahap pilot project yang sudah terbukti dan siap diimplementasikan.