Bisnis.com, TARAKAN – Pada latihan bersama yang dilakukan tentara angkatan darat Indonesia, Malaysia, dan Filipina (Indomalphi) beberapa hari lalu di Tarakan, Kalimantan Utara, PT Pindad (Persero) turut memperkenalkan senapan sniper buatannya. Jenis senapan yang diperkenalkan ialah sniper (SPR) 3.
Chief Technology & Supply Officer PT Pindad Ade Bagdja membeberkan selama ini produksi senjata dipasarkan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun, tak hanya TNI yang sebagai user, asing juga sangat meminati senjata bikinan Pindad termasuk senapan SPR-3.
"Beberapa negara asing, sudah tertarik membeli SPR-3 buatan kami. Penjualan senjata, bukan seperti penjualan industrial. Ada proses izin yang sangat ketat. Untuk saat ini, kami belum bisa menyebutkan negara mana saja yang sudah tertarik membeli senjata kita," katanya kepada Bisnis, Kamis (8/8/2019).
Dia menambahkan, "Kami sudah produksi sejak 5 tahun yang lalu. TNI sudah banyak yang punya itu. Karena kami distribusikan ke TNI. Bahkan digunakan di berbagai macam latihan dan sebagainya."
Menurutnya, produksi sniper sudah banyak juga di negara lain. Tapi, karena Pindad dan TNI komunikasinya sangat aktif, jadi TNI-lah yang menjadi user utama.
Pindad memproduksi senapan sniper yakni SPR-3 dengan kaliber 7.62 mm. Dengan berat beban fisik 3 kg, dapat diisi lima amunisi.
Saat ini juga, kata dia, Pindad mengembangkan produksi SPR-4 kaliber 8.6mm dengan jarak efektif tembak 1.500 meter dan senapan SPR-2 kaliber 12.7mm dengan jarak efektif tembak sejauh 2.000 meter. "Peruntukannya tergantung pada saat operasi oleh user kami," jelas Ade.