Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekeringan di Yogyakarta Meluas, Gunungkidul Paling Parah

Hingga Minggu (2/8/2019) tercatat sebanyak 5,57 juta liter air bersih didistribusikan ke 10 kecamatan di Gunungkidul.
Sejumlah truk pengangkut air bersih mulai bertolak dari kantor BPBD Gunungkidul menuju wilayah kekeringan untuk lakukan dropping air bersih, Wonosari, Senin (4/6/2018)./Harian Jogja-Jalu Rahman Dewantara
Sejumlah truk pengangkut air bersih mulai bertolak dari kantor BPBD Gunungkidul menuju wilayah kekeringan untuk lakukan dropping air bersih, Wonosari, Senin (4/6/2018)./Harian Jogja-Jalu Rahman Dewantara

Bisnis.com, YOGYAKARTA — Gunungkidul menjadi wilayah paling tinggi menerima pasokan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah DI Yogyakarta I 

Hingga Minggu (2/8/2019) tercatat sebanyak 5,57 juta liter air bersih didistribusikan ke 10 kecamatan di Gunungkidul.

Adapun, penyaluran air bersih ke wilayah Bantul tercatat 785.000 liter ke tiga kecamatan, sedangkan untuk wilayah Kulonprogo sebanyak 215.000 liter untuk empat kecamatan.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantara menjelaskan bahwa di beberapa wilayah ada kecenderungan kenaikan permintaan air bersih.

"Tingginya permintaan air disebabkan wilayah terdampak kekeringan semakin meluas," katanya, Senin (5/8/2019).

BPBD mencatat kecamatan yang membutuhkan suplai air paling banyak berada di Kecamatan Girisubo, Gunungkidul. Di kecamatan ini lebih dari 350 tangki air sudah dikirim ke lokasi. Kenaikan permintaan air bersih juga terjadi di Kecamatan Rongkop di mana sekitar 200 tangki air sudah terdistribusikan.

"Untuk Kabupaten Bantul, sebelumnya ada dua kecamatan yang mengajukan dropping air sekarang tambah satu kecamatan. Begitu juga di Kulonprogo, tambah satu kecamatan," kata Biwara.

Meskipun terjadi peningkatan wilayah kekeringan dan permintaan air bersih, lanjut Biwara, bantuan air bersih yang didistribusikan masih ditangani oleh pemerintah daerah setempat.

Jika ada kelompok masyarakat yang akan memberi bantuan air bersih kepada warga terdampak, dia menganjurkan agar berkoordinasi dengan BPBD. "Ini perlu agar distribusi air bisa merata."

Selama tidak ada solusi jangka panjang, kata Biwara, maka proses pendistribusian air bersih selama terjadi kekeringan akan tetap dilakukan. Dia berharap supaya warga di wilayah kekeringan benar-benar bisa memanfaatkan air bersih dengan baik dan berhemat.

"Ya, selama tidak ada solusi jangka panjang tetap akan seperti ini, solusi jangka pendek [distribusi air]. Penanganannya butuh solusi jangka panjang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Sumber : Harianjogja.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper