Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) menyatakan komitmennya untuk memperkuat dan memperluas pemanfaatan gas bumi di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor seperti kelistrikan, industri, transportasi, hingga rumah tangga.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan dengan adanya akuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas), beberapa perusahaan terafiliasi lainnya akan memberi manfaat jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia.
Sebagai subholding gas, saat ini PGN mengelola kurang lebih 3 miliar kaki kubik per hari (billion cubic feet per day/BCFD), setara dengan 98 persen pangsa pasar bisnis transmisi gas. Untuk gas yang dikelola, baru 25 persen dari total pangsa pasar pemanfaatan gas domestik.
Berdasarkan data SKK Migas, pemanfaatan gas domestik di Indonesia pada 2018 mencapai 60 persen dari produksi gas nasional. Namun, dengan menguasai dan mengoperasikan 96 persen dari total infrastruktur gas di Indonesia, PGN baru memenuhi 20 persen kebutuhan infrastruktur gas bumi.
Gigih menyatakan untuk memenuhi kebutuhan 80 persen pasar tersebut, diperlukan inisiatif dan sinergi baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun badan usaha, termasuk seluruh stakeholders yang berkepentingan terhadap pemanfaatan gas bumi.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang masif dan menjangkau seluruh wilayah di Indonesia menjadi pekerjaan rumah bersama. Dengan semakin tingginya pemanfaatan gas bumi sebagai energi baik untuk kebutuhan domestik, maka subsidi energi juga dapat ditekan.
Baca Juga
"Yang tidak kalah penting, dengan negara hadir dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi harga jual ke konsumen, hal tersebut juga sebaiknya memberikan kemampuan bagi subholding gas untuk mempertahankan layanan yang reliable dan pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung program pemerintah untuk pemerataan akses terhadap gas bumi," katanya, dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2019).
Potensi sumber daya alam Indonesia dalam bentuk gas bumi pun dianggap telah menarik perhatian investor dunia. Pasalnya, potensi pasar Indonesia dalam industri gas bumi masih terbuka lebar.
Berdasarkan data neraca gas indonesia dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan gas alam terbukti di Indonesia per 1 Januari 2017 mencapai 142,72 TCF.
Permintaan gas terbesar saat ini adalah lifting oil, pembangkit listrik, industri pupuk, dan industri lainnya. Penggunaan listrik gas juga terus meningkat sebagai dukungan nyata bagi program energi bersih.
“Dengan kondisi pasokan yang kita harapkan semakin membaik dan semakin efisien juga permintaan yang terus meningkat, kami melihat bahwa pengembangan bisnis gas bumi di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa,” tambahnya.