Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Lesu, Indeks Manufaktur Juli 2019 Turun

Aktivitas sektor manufaktur mengalami penurunan sepanjang Juli 2019 atau pertama kalinya sejak Januari berdasarkan angka Purchasing Managers’ Index (PMI).
ilustrasi./REUTERS-Beawiharta
ilustrasi./REUTERS-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas sektor manufaktur mengalami penurunan sepanjang Juli 2019 atau pertama kalinya sejak Januari berdasarkan angka Purchasing Managers’ Index (PMI).

Pada bulan ketujuh, PMI Indonesia yang dirilis IHS Markit berada di level 49,6 atau di bawah angka bulan sebelumnya yang sebesar 50,6. Data indeks di atas 50 menunjukkan peningkatan di semua variabel survei, sedangkan di bawah 50 mengindikasikan penurunan.

Indeks headline adalah indikator tunggal yang memberikan gambaran singkat tentang kondisi bisnis di sektor manufaktur, dan disusun dari pertanyaan-pertanyaan seputar permintaan, output, ketenagakerjaan, waktu pengiriman dari pemasok, dan inventaris.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan sektor manufaktur Indonesia menghadapi penurunan kondisi permintaan domestik pada awal kuartal ketiga. Beberapa indikatornya antara lain perusahaan mengurangi produksi untuk menyesuaikan dengan kondisi pertumbuhan tingkat pesanan yang rendah, penurunan penumpukan pekerjaan, dan kenaikan inventaris barang jadi.

“Mereka juga mengurangi aktivitas pembelian dan lebih mengutamakan mengandalkan inventori input yang ada untuk memenuhi syarat produksi,” ujarnya, Kamis (1/9/2019).

Kendati demikian, Bernard menilai PMI pada Juli masih menunjukkan bahwa manufaktur membantu mendorong laju pertumbuhan ekonomi tahunan lebih dari 5%. Di sisi lain, perusahaan tetap optimistis tentang perkiraan bisnis pada tahun yang akan datang.

“Meski Indeks Output Masa Depan, tolok ukur kepercayaan, turun pada bulan Juli. Tingkat tersebut masih tergolong tinggi dan tepat di atas rata-rata tahun 2018, menunjukkan bahwa ganjalan lunak saat ini hanya berlangsung sementara," kata Bernard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper