Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha sektor pariwisata menilai dampak dari pembangunan empat destinasi pariwisata super prioritas tidak bisa dirasakan secara instan.
Empat destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Semuanya termasuk dalam megaproyek sektor pariwisata 10 Destinasi Prioritas, atau yang dahulu dikenal dengan istilah 10 Bali Baru.
Sekjen DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Titus Indrajaya menuturkan keempat destinasi super prioritas tersebut tidak akan serta merta mengerek jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air.
“Dibutuhkan event dan juga strategi promosi yang benar-benar dapat menarik minat berkunjung turis,” sebutnya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menambahkan, pemerintah perlu memiliki peta jalan pembangunan empat destinasi wisata super prioritasi agar masing-masing memiliki daya tarik tersendiri.
Di Labuan Bajo, misalnya, pemerintah harus memiliki target pasar wisman yang datang ke destinasi ini. Menurutnya, dengan potensi wisata yang ada di Labuan Bajo, segmen wisata yang berada di destinasi itu ditujukan untuk wisman yang menengah hingga menengah ke atas.
Baca Juga
"Ini agar juga menjaga kelestarian di destinasi itu. Penutupan Komodo menjadi alasan karena terjadi penumpukan wisatawan di Labuan Bajo," ucapnya.
Di Danau Toba, menuruntnya, perlu ditambah atraksi sehingga menarik wisatawan karena selama ini atraksinya sangat sedikit. Di Mandalika, pemerintah perlu memperbanyak atraksi. Pasalnya, selama ini, wisatawan yang datang ke Pulau Lombok lebih memilih ke Gili Trawangan dibandingkan dengan Mandalika.
"Ini harus ada upaya agar wisatawan berminat ke Mandalika. Selain ada sirkuit balapan, harus ada destinasi lain agar minat wisatawan ke Mandalika besar," tutur Hariyadi.
Borobudur sendiri menjadi salah satu destinasi prioritas yang telah siap dari sisi atraksi. Kendati demikian, pemerintah harus mempersiapkan transportasi penghubung dari Yogyakarta Internasional Airport di Kulon Progo menuju Borobudur.
Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Rudiana Jones menuturkan penetapan empat destinasi super prioritas ini belum banyak memberikan dampak yang signifikan terutama pada kunjungan wisman.
Menurutnya, penetapan empat destinasi super prioritas ini juga tak dibarengi dengan kebijakan di sektor transportasi udara. Pasalnya, biaya transportasi untuk menuju empat destinasi prioritas ini sangatlah tinggi sehingga pemerintah perlu memberikan insentif khusus harga tiket.
"Penyesuaian sebagai tujuan wisata di empat Bali Baru ini belum siap. Infrastruktur yang bersih, SDM yang mumpuni belum," katanya.