Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Mulai Jenuh, Permintaan Olahan Kopi Lesu

Permintaan olahan kopi dalam negeri melambat karena pasar mulai jenuh.
ilustrasi biji kopi/JIBI-Nurul Hidayat
ilustrasi biji kopi/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan olahan kopi dalam negeri melambat karena pasar mulai jenuh.

Moelyono Soesilo, Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), mengatakan konsumsi olahan kopi di pasar domestik mulai berkurang sejak tahun lalu.

Sebelumnya, permintaan tinggi seiring dengan pertumbuhan kafe, kedai kopi, dan restoran. “Pasar sudah agak jenuh, tahun kemarin hanya tumbuh 2%. Tahun ini diperkirakan konsumsi dalam negeri sekitar 3%,” ujarnya, Minggu (21/7/2019).

Walaupun serapan dalam negeri melambat, industri pengolahan kopi masih bisa mengekspor produknya ke pasar global karena permintaan tetap baik. Moelyono memperkirakan total ekspor produk olahan kopi pada tahun ini bisa naik.

Kebijakan Pemerintah Filipina yang menerapkan safeguard terhadap produk kopi sachet Indonesia juga dinilai tidak terlalu mempengaruhi ekspor karena negara-negara Timur Tengah dan Eropa menyerap produk olahan kopi dalam negeri.

Di pasar Filipina, produk kopi sachet asal Indonesia mendominasi 60% pasar. Pemerintah negara ini sebelumnya menerapkan safeguard sebesar 10%--18% untuk produk kopi kemasan impor, termasuk dari Indonesia.

Tindakan pengamanan perdagangan itu dilatarbelakangi oleh neraca perdagangan Filipina yang defisit terhadap Indonesia dan selama ini Pemerintah Indonesia dinilai mengganjal pemasukan produk pertanian Filipina ke pasar Indonesia, seperti pisang cavendish, kelapa, dan bawang merah, dengan berbagai hambatan nontarif.

Produk olahan kopi yang paling banyak dikonsumsi berupa kopi bubuk, sebesar 70%-80%, sisanya berupa produk lain, seperti ekstrak, esens, dan konsentrat kopi. Adapun, untuk pasar ekspor, produk kopi dalam negeri banyak dikirim ke negara yang banyak mengonsumsi kopi seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Italia, dan Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper