Bisnis.com, JAKARTA — Kemampuan produksi maksimal Lapangan Banyu Urip akan dipastikan setelah dilakukan pengujian dalam 6 bulan ke depan.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman mengatakan data pengujian kemampuan maksimal (high rate test/ HRT) di Lapangan Banyu Urip akan dijadikan bahan untuk mengubah dokumen analisis dampak lingkungan hidup atau amdal.
Pengujian HRT dilakukan dalam satu musim kemarau dan satu musim hujan. Data uji coba selama 6 bulan nantinya akan disiapkan untuk membuat perubahan amdal.
“Kami belum dapat datanya dari Exxonmobil Cepu Ltd., tapi pengujian maksimal 6 bulan. Kita lihat sekarang, cuaca pun tidak menentu,” tuturnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Menurutnya, kendati sejauh ini HRT berjalan mulus, SKK Migas masih menanti hasil akhir untuk mengajukan perubahan target produksi di Lapangan Banyu Urip.
Terpisah, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan HRT masih terus berlangsung dengan baik dan aman. “Kami terus berkoordinasi dengan SKK Migas, dan Ditjen Migas mengenai data dari tes ini dan sampai kapan HRT akan dilakukan,” katanya.
Baca Juga
Data SKK Migas menunjukkan, produksi dari Lapangan Banyu Urip tercatat 220.000 barel per hari (bph) per Juni 2019. Melalui HRT tersebut, SKK Migas mencoba kemampuan produksi apakah memungkinkan sampai ke 225.000 bph.