Bisnis.com, JAKARTA -- Beberapa penumpang kereta listrik Commuter Line menyampaikan tanggapan mereka terhadap rencana pemberhentian layanan tiket harian berjaminan (THB) di Stasiun Taman Kota, Kembangan, Jakarta, per 1 Agustus.
Sri, penumpang asal Kalimati, mengatakan kebijakan itu memudahkan pengguna yang rutin memakai kereta rel listrik (KRL), tetapi dapat menyulitkan mereka yang tidak terlalu sering bepergian dengan kereta.
“Kalau saya, karena sering bepergian, ya tidak begitu terpengaruh kalau THB dihapus, tapi kalau yang awam mungkin bisa kerepotan karena mereka tak tahu caranya,” katanya seperti dilaporkan Antara, Rabu (10/7/2019).
Perempuan yang ditemui bersama anaknya itu pun menyarankan sebaiknya sosialisasi dilakukan secara intensif oleh pihak stasiun.
Sosialisasi yang dimaksud bukan hanya pengumuman penghapusan THB di Stasiun Taman Kota per 1 Agustus, tetapi juga cara memperoleh Kartu Multi Trip (KMT).
Senada dengan itu, warga Bintaro Erico yang ditemui di Stasiun Taman Kota mengatakan pemberhentian layanan THB perlu diiringi dengan kesiapan fasilitas dan petugas, khususnya dalam menghadapi penumpang yang awam dengan KMT dan uang elektronik.
Baca Juga
Dia menyontohkan mesin isi ulang saldo KMT di Stasiun Taman Kota perlu ditambah, karena saat ini baru ada satu unit yang tersedia.
Tidak hanya itu, petugas harus siaga berada di samping mesin isi saldo KMT untuk mengantisipasi apabila ada penumpang yang kesulitan.
Tidak jauh dari Erico, Arlim, penumpang yang ditemui di peron kereta arah Duri-Tangerang menyambut kebijakan pemberhentian THB, karena menurut dia sudah saatnya warga tak lagi membawa banyak uang dalam bentuk fisik saat bepergian. Namun, dia menyarankan saat kebijakan itu dijalankan pendampingan dari petugas perlu ditingkatkan, khususnya untuk penumpang yang awam dengan KMT dan uang elektronik serta orang lanjut usia (lansia).
“Beberapa lansia seperti saya mungkin gagap nanti kalau sudah tak bisa pakai kartu harian. Yang penting nanti, petugasnya standby untuk mengarahkan,” kata Arlim.
Per 1 Agustus, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), anak usaha PT Kereta Api Indonesia, memberhentikan layanan tiket harian di lima titik, yaitu Stasiun Taman Kota, Stasiun Palmerah, Stasiun Cikini, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Universitas Indonesia.
Saat kebijakan itu berlaku, penumpang di lima stasiun tersebut hanya dapat menggunakan KMT dan uang elektronik untuk masuk ke peron.
KMT dapat diperoleh di loket seluruh stasiun kereta KRL seharga Rp30.000 dengan saldo Rp10.000.