Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan akan merevitalisasi terminal bus pada 2020 untuk mengejar ketertinggalan layanan angkutan moda darat dari moda lainnya seperti udara dan kereta.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi mengungkapkan perlu ada keberlanjutan moda transportasi dari satu simpul ke simpul lainnya guna membuat konektivitas dan aksesibilitas antarkota semakin baik.
Menurutnya, Ditjen Perhubungan Darat diminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk meningkatkan kualitas pelayanan moda transportasi angkutan berbasis jalan, baik sarana dalam arti kendaraannya, ataupun prasarana dalam arti terminalnya.
"Kita harus mengejar ketertinggalan dibanding bandara dan stasiun kereta," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (10/7/2019).
Selain secara fisik, dia menegaskan terminal bus juga akan dibenahi sistemnya. Tuntutan masyarakat terkini, menginginkan adanya efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan di terminal.
"Di tahun 2020 kami akan memperbaiki 38 terminal di Indonesia, memang yang paling banyak memang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, namun di luar Jawa ada juga," jelasnya.
Selain itu, angkutan massal perkotaan juga akan dibenahi. Skema buy the service akan dikembangkan dengan anggaran akan disiapkan pemerintah pusat kemudian masyarakat yang akan menerima manfaatnya.
Selain itu, polusi udara di Jakarta juga menjadi perhatian, kualitas udara di Jakarta menjadi semakin buruk. Hal tersebut disebabkan juga karena jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak.
"Kalau kita ingin mengurangi pencemaran udara, kita juga ingin kualitas transportasi semakin efektif dan efisien, hemat penggunaan bahan bakar, saya mengajak masyarakat mendukung pemerintah dengan menggunakan angkutan umum," ungkapnya.
Dia mengatakan pemerintah secara bertahap memperbaiki angkutan umum dan mengharapkan agar masyarakat membiasakan diri menggunakan angkutan umum.