Bisnis.com, JAKARTA -- Perum Perhutani menargetkan laba bersih pada tahun ini naik antara 8 persen hingga 9 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2018.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan pelat merah tersebut mencatat laba bersih senilai Rp654 miliar pada 2018. Apabila laba bersih tersebut naik 9 persen, maka nilainya bakal menjadi Rp712,86 miliar.
Denaldy Mulino Mauna, Direktur Utama Perhutani mengakui penjualan pada semester I/2019 terpengaruh oleh polemik politik Indonesia yang berdampak pada turunnya harga kayu. Namun, kinerja Perhutani masih tertolong penjualan hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa getah karet pada semester I/2019.
Kendati demikian, dia optimistis dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan pada semester II/2019, sehingga dapat memenuhi target kenaikan laba bersih tersebut.
"Kami menargetkan pendapatan laba bersih perusahaan akan tumbuh sekitar 8 persen-9 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu," kata Denaldy di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Meskipun tidak menyebutkan secara rinci, Denaldy menyatakan realisasi produksi perhutani pada enam bulan pertama tahun ini sudah mendekati 50 persen realisasi produksi tahun lalu.
Sepanjang tahun lalu, Perhutani mencatatkan produksi kayu bulat sebanyak 1,28 juta m3 atau naik 180.000 m3 dibandingkan hasil produksi pada 2017 sebanyak 1,1 juta m3.