Bisnis.com, YOGYAKARTA – AirNav Indonesia menyatakan alokasi slot penerbangan yang tersedia di Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) sebanyak 13 penerbangan per jam.
Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI)/ AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan dari alokasi itu, saat ini penerbangan ke YIA baru terpakai 10 penerbangan per hari.
Oleh karena itu, dia berharap pergerakan pesawat lebih banyak beralih ke YIA untuk mengurangi kepadatan di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.
Selain penerbangan sipil, Bandara Adisutjipto juga masih digunakan untuk latihan militer.
“Untuk Adisutjipto ada 188 pergerakan pesawat untuk sipil, untuk militer 120-130-an per hari. Yang ada di sini [YIA] baru 10 pergerakan semoga bertahap geser ke sini, jadi trafik berkurang dan slot renggang,” katanya di Yogyakarta, Senin (8/7/2019).
Novie menjelaskan rapatnya slot di Bandara Adisutjipto Yogyakarta seringkali menimbulkan keterlambatan penerbangan. Dengan perpindahan ke YIA, dia yakin keterlambatan-keterlambatan yang terjadi satu mau mendarat dan latihan jadi bisa direduksi. “Diharapkan nanti trafik menjadi lebih banyak ke sini [YIA],” katanya.
Saat ini terdapat 12 penerbangan per hari di Bandara Internasional Yogyakarta dengan dua penerbagan dalam satu jam untuk waktu paling padat (peak hour). Padahal, alokasi slot yang tersedia untuk 13 penerbangan per jam.
Maskapai yang beroperasi di Bandara Internasional Yogyakarta baru Citilink Indonesia dan Batik Air dengan rute ke Halim Perdanakusuma, Samarinda, Palangkaraya dan Soekarno-Hatta Cengkareng.
Adapun, personel petugas pengendali lalu lintas udara (ATC) di Bandara Internasional Yogyakarta terdapat delapan orang, petugas komunikasi aeronautika tiga orang dan ATS serta teknisi pendukung enam orang.
Saat ini, Novie menambahkan AirNav akan menambah sistem radar dan alat bantu pendaratan instrument landing system (ILS).
“Dengan beroperasinya YIA, maka diharapkan dapat menambah frekuensi akses udara melalui Pantai Selatan Jawa yang saat ini sudah ada rute T1 yang dapat dilalui rute dari dari ke Denpasar, sehingga mengurangi kepadatan di jalur Utara Jawa,” kata Novie.