Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Migas Jadi Sorotan Presiden Jokowi, Jawaban Menteri Rini : Harus Kerja Keras

Dalam sidang tersebut, Presiden Jokowi sempat menyoroti kinerja ekspor dan impor Indonesia. Besarnya impor minyak dan gas (migas) sempat menjadi perhatian khusus.
Menteri BUMN Rini Soemarno./ANTARA-Jefri Tarigan
Menteri BUMN Rini Soemarno./ANTARA-Jefri Tarigan

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo memimpin Sidang Kabinet Paripurna yang diikuti hampir seluruh menteri Kabinet Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7/2019).

Dalam sidang tersebut, Presiden Jokowi sempat menyoroti kinerja ekspor dan impor Indonesia. Besarnya impor minyak dan gas (migas) sempat menjadi perhatian khusus.

Sidang Kabinet itu merupakan yang pertama setelah serangkaian proses politik Pemilihan Presiden 2019 selesai dengan ditetapkannya Jokowi sebagai Presiden terpilih periode 2019—2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Salah satu menteri yang sempat kena ‘sentil’ Presiden Jokowi terkait dengan kinerja impor migas adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Dimintakan tanggapan soal teguran dari Presiden itu, Rini menyatakan pemerintah harus bekerja lebih keras karena impor dan ekspor turun pada Mei 2019. Rini mengatakan impor migas akan banyak apabila permintaannya naik.

"Tegur apa? Eggak apa-apa. Baik. Ya kita harus lebih kerja keras mengingat impor kita turun, tapi lebih turun lagi ekspor kita, jadi kita harus lebih banyak kerja keras. Gitu aja," kata Rini di Istana Kepresidenan Bogor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah impor migas Indonesia mencapai US$9,08 miliar dalam periode Januari—Mei 2019 atau defisit US$3,74 miliar dibandingkan dengan ekspor migas US$5,34 miliar pada periode yang sama 2019.

Dalam periode itu, impor migas Indonesia sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan impor migas US$11,922 miliar pada Januari—Mei 2018. Defisit migas Indonesia mencapai US$5,12 miliar pada 5 bulan pertama 2018.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar US$2,14 miliar pada periode Januari-Mei 2019 dimana nilai impor mencapai US$70,6 miliar dan nilai ekspor US$68,46 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper