Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral Turki, Lira Lemas

Nilai tukar lira merosot lebih dari 3 persen setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengambil langkah mengejutkan untuk mencopot Gubernur Bank Sentral Turki Murat Cetinkaya dari posisinya itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar lira merosot lebih dari 3 persen setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengambil langkah mengejutkan untuk mencopot Gubernur Bank Sentral Turki Murat Cetinkaya dari posisinya itu.

Nilai tukar lira kemudian dilaporkan turun 2,1 persen ke level 5,7487 per dolar AS pukul 08.54 pagi waktu Singapura, setelah sempat melemah ke posisi 5,8247 pada perdagangan di Asia pagi ini, Senin (8/7/2019), berdasarkan data Bloomberg.

Erdogan tiba-tiba mengumumkan pemecatan Murat Cetinkaya dari jabatan gubernur bank sentral, setelah dia dikatakan menolak permintaan tidak resmi untuk mengundurkan diri.

Keputusan resmi Presiden yang dirilis pada Sabtu (6/7/2019) menyatakan bahwa Wakil Gubernur Bank Sentral Murat Uysal ditunjuk sebagai pengganti Cetinkaya.

Keputusan ini diambil hanya beberapa hari setelah tingkat suku bunga riil Turki meningkat menjadi sebesar 8,3 persen, sementara inflasi mengalami perlambatan di luar ekspektasi sehingga memberikan ruang bagi pembuat kebijakan untuk memulai siklus pelonggaran.

Menurut sumber terkait yang identitasnya dirahasiakan, ketegangan antara Cetinkaya, yang masa jabatannya akan berakhir pada 2020, dan pemerintah meningkat setelah pertemuan otoritas moneter pada 12 Juni. Dalam pertemuan kebijakan itu, Bank Sentral Turki mempertahankan tingkat suku bunga.

Selama pertemuan tertutup setelah keputusan itu dikeluarkan, Erdogan disebut mengatakan kepada anggota parlemen dari partai yang berkuasa bahwa para politisi dan birokrat harus mendukung keyakinannya soal suku bunga yang lebih tinggi adalah penyebab inflasi.

“Dia [Erdogan] juga mengancam mengenakan konsekuensi bagi siapapun yang menentang kebijakan ekonomi pemerintah,” ungkap salah pejabat yang hadir dalam pertemuan tertutup itu, seperti dikutip dari Bloomberg.

Pemecatan mendadak tersebut dapat memicu kembali kekhawatiran investor tentang independensi bank sentral, bahkan dapat menggagalkan reli lira Turki yang sudah dimulai sejak awal Mei lalu.

“Tidak diragukan lagi ini adalah berita buruk bagi aset-aset Turki,” ujar Nigel Rendell, seorang analis senior di Medley, yang berbasis di London.

“Sekali lagi Erdogan mencampuri urusan operasional bank sentral karena dia pikir dia tahu yang terbaik, padahal tidak,” tambah Rendell.

Cetinkaya, yang ditunjuk sebagai Gubernur Bank Sentral Turki pada April 2016, dikritik karena bertindak terlalu lambat untuk mengetatkan kebijakan moneter selama pelemahan mata uang lira pada Agustus 2018.

Dia kemudian menunjukkan tekad dalam menghadapi gejolak pasar, dengan meningkatkan suku bunga acuan sebesar 625 basis poin pada September dan menahannya sejak saat itu.

“'Kejahatan' yang dilakukan Cetinkaya adalah tidak memangkas suku bunga,” tulis Win Thin, kepala strategi mata uang global di Brown Brothers Harriman & Co., dalam sebuah riset.

“Wakil Gubernur Murat Uysal disebut bakal menggantikannya, meskipun kita semua tahu sekarang siapa yang benar-benar mengendalikan kebijakan moneter,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper