Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi & Nilai Tukar 2020 Diturunkan

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sepakati asumsi makro atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020, Senin (8/7/2019).
Proyeksi ekonomi Indonesia 2019./Bisnis-Radityo eko
Proyeksi ekonomi Indonesia 2019./Bisnis-Radityo eko

Bisnis.com, JAKARTA - Dengan mencermati faktor ketidakpastian global dan kondisi ekonomi dalam negeri, pemerintah dan DPR sepakat untuk menurunkan target pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar pada 2020.

Dalam rapat yang digelar Senin (8/7/2019), pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati asumsi makro atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. 

Seperti diketahui, terdapat 7 indikator yang menjadi asumsi makro dalam setiap APBN yaitu pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat bunga SPN-3 bulan, Indonesia Crude Price (ICP), lifting minyak, dan lifting gas bumi.

Berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat yang digelar Senin (8/7/2019) tersebut, asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2020 disepakati berada pada kisaran 5,2%-5,5%.

Perkiraan tersebut dipandang realistis mengingat kondisi perekonomian global yang cenderung melemah.

Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%-5,5% tersebut diperkirakan masih ditopang oleh investasi yang diperkirakan bakal membaik.

Dari sisi eksternal, perang dagang masih menjadi risiko dan tantangan yang harus dihadapi ke depannya.

"Meski perekonomian global dan volume perdagangan membaik proyeksi harga komoditas cenderung tetap rendah dibayangi oleh produksi minyak global yang meningkat serta isu lingkungan yang dapat mempengaruhi permintaan batu bara dan CPO," kata Anggota Banggar DPR RI John Kennedy Aziz membacakan laporan panitia kerja (panja), Senin (8/7/2019).

Untuk diketahui, asumsi pertumbuhan ekonomi tersebut menurun dari yang diajukan dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) yang mematok pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,3-5,6%.

Laju inflasi pada 2020 dalam asumsi makro RAPBN 2020 diperkirakan berada pada angka 2%-4%

Lagi-lagi, pemerintah juga perlu mewaspadai risiko tekanan inflasi akibat ketidakpastian global.

Selanjutnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan berada pada angka Rp14.000 hingga Rp14.500 per dolar AS.

Faktor perang dagang dan ketidakpastian global lagi-lagi menjadi faktor yang bakal berpengaruh nilai tukar.

Asumsi nilai tukar rupiah juga berubah dari asumsi dalam KEM PPKF yang dipatok pada angka Rp14.000 hingga Rp15.000.

Tingkat suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan berkisar pada angka 5%-5,5%. Angka tersebut dipasang berdasakan pada ketidakpastian keuangan global yang mendorong capital outflow menuju safe haven serta adanya risiko defisit transaksi berjalan.

Dalam KEM PPKF, tingkat suku bunga SPN 3 bulan pada awalnya dipatok sebesar 5%-5,6%.

Selanjutnya, ICP diperkirakan berada pada angka US$60 hingga US$70 per barel dengan pertimbangan harga minya mentah yang masih dipengaruhi oleh gejolak geopolitik seperti sanksi AS atas Iran dan Venezuela.

Ketidakpastian keberlanjutan pemangkasan produksi oleh negara-negara OPEC+ serta berlanjutnya perang dagang juga menjadi faktor yang dipertimbangkan.

Terakhir, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan pada kisaran 695.000-840.000 barel per hari untuk lifting minyak dan 1.191.000-1.300.000  barel setara minyak per hari untuk lifting gas bumi.

Angka tersebut dipatok berdasarkan adanya penurunan produksi alamiah akibat sumur migas yang sudah tua dan belum ada kegiatan eksplorasi sumur minyak baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper