Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia kembali menegaskan proyeksinya bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II/2019 berpotensi landai atau hampir sama dengan pencapaian kuartal I/2019.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019 diperkirakan 5,07%-5,1%.
Perry menyebut konsumsi masih mencatatkan kinerja yang bagus di atas 5,1% sehingga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut. Dia menjelaskan, sumber pertumbuhan berasal dari konsumsi rumah tangga yang kuat yakni momen Ramadan, Lebaran, dan belanja Pemilu 2019.
Sumber pertumbuhan lain yang menopang pertumbuhan ekonomi kuartal II adalah investasi bangunan. "Ini berkaitan dengan berlanjutnya proyek infrastruktur," ujar Perry di Gedung DPR RI, Senin (8/7/2019).
Terkait dengan kinerja ekspor dan impor, Perry menilai perang dagang memang memberi dampak pada sejumlah ekspor komoditas dan manufaktur.
"Kecuali kelapa sawit masih cukup bagus untuk yang lain-lain ada dampak trade war. Demikian juga sejumlah ekspor manufaktur ke Amerika Serikat," sambung Perry.
Baca Juga
Oleh sebab itu, salah satu strategi pemerintah akan melakukan upaya mengisi pasar yang dulunya menerima pasokan dari Cina.
Perry mengusulkan agar pemerintah Indonesia dan pemerintah AS harus meningkatkan hubungan dagang secara bilateral dengan AS. Hubungan dagang bilateral dari AS bisa secara khusus dengan menjual barang ekspor dan Indonesia membeli atau mengimpor dari AS sejumlah barang yang biasanya dibeli dari negara lain.
"Seperti kedelai dan bisa kita impor dari Amerika Serikat supaya kita bisa ekspor ke Amerika Serikat khususnya garmen furniture, foodwear, dan sejumlah mesin dari peralatan tertentu," ungkapnya.