Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI : Sentimen Positif Global Pengaruhi Pergerakan Suku Bunga Acuan

Berlanjutnya perundingan perdagangan AS-China usai KTT G20 diharapkan dapat menghapus kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (dua kanan) memberikan keterangan dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (dua kanan) memberikan keterangan dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menyebut dinamika ekonomi global setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 pada pekan lalu, akan menjadi arah suku bunga acuan The Fed dan bank sentral lain pada tahun ini.
 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan perundingan Trump dan Xi tersebut telah menciptakan sentimen positif. Dia menuturkan sentimen positif ini diharapkan bisa bertahan lama dan menghapus prediksi adanya penambahan daftar barang terkena tarif impor.
 
"Pada pertemuan di Osaka, kedua negara sepakat ke meja perundingan sehingga itu setidaknya ada tone positif daripada berita sebelumnya, yakni kemungkinan [tarif impor] 10 persen dan barang ditambah lagi," papar Perry, Jumat (5/7/2019).
 
Dia memprediksi jika sentimen positif dari Osaka berlanjut, maka ada kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps) pada 2019 atau 2020. Bahkan, bisa saja bank sentral AS menurunkan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali pada tahun depan.
  
Oleh sebab itu, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang, BI akan melihat semua kemungkinan dan reaksi The Fed sebelum ikut menurunkan suku bunga acuan.
 
"Karena inflasi dalam negeri rendah dan ini mendorong kredit," jelas Perry.

Pada Senin (1/7), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juni 2019 sebesar 0,55 persen dan inflasi tahun kalender menembus 2,05 persen. Meski angka tersebut masih sesuai dengan target pemerintah, yakni 3,5 persen plus minus 1 persen, tapi pemerintah menegaskan bakal menjaga laju inflasi agar tidak melampaui target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper