Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menyebut dinamika ekonomi global setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 pada pekan lalu, akan menjadi arah suku bunga acuan The Fed dan bank sentral lain pada tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan perundingan Trump dan Xi tersebut telah menciptakan sentimen positif. Dia menuturkan sentimen positif ini diharapkan bisa bertahan lama dan menghapus prediksi adanya penambahan daftar barang terkena tarif impor.
"Pada pertemuan di Osaka, kedua negara sepakat ke meja perundingan sehingga itu setidaknya ada tone positif daripada berita sebelumnya, yakni kemungkinan [tarif impor] 10 persen dan barang ditambah lagi," papar Perry, Jumat (5/7/2019).
Dia memprediksi jika sentimen positif dari Osaka berlanjut, maka ada kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps) pada 2019 atau 2020. Bahkan, bisa saja bank sentral AS menurunkan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali pada tahun depan.
Oleh sebab itu, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang, BI akan melihat semua kemungkinan dan reaksi The Fed sebelum ikut menurunkan suku bunga acuan.
"Karena inflasi dalam negeri rendah dan ini mendorong kredit," jelas Perry.
Baca Juga
Pada Senin (1/7), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juni 2019 sebesar 0,55 persen dan inflasi tahun kalender menembus 2,05 persen. Meski angka tersebut masih sesuai dengan target pemerintah, yakni 3,5 persen plus minus 1 persen, tapi pemerintah menegaskan bakal menjaga laju inflasi agar tidak melampaui target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel