Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Ayam di Tingkat Peternak Tak Akan Kerek Harga Konsumen

Kementerian Pertanian menjamin harga ayam ras broiler yang membaik dan mulai menyentuh harga acuan di tingkat peternak dalam tiga hari terakhir tidak akan berpengaruh pada harga ayam daging di tingkat konsumen.
Pedagang daging ayam./Antara-Zabur Karuru
Pedagang daging ayam./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Pertanian menjamin harga ayam ras broiler yang membaik dan mulai menyentuh harga acuan di tingkat peternak dalam tiga hari terakhir tidak akan berpengaruh pada harga ayam daging di tingkat konsumen.

"Tidak ada pengaruhnya karena harga ayam hidup di peternak sama harga daging di konsumen itu beda acuanya," kata Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian (Kementan) Sugiono dalam keterangan resmi, Kamis (4/7/2019).

Ia pun mengatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan harga unggas hidup (live bird) di farm gate. Di sisi lain, ia mengharapkan semua pihak dapat mempertahankan kondisi ini selama mungkin.

"Kalau bisa kenaikan ini terkendali supaya kesejahteraan peternak juga meningkat dan konsumen senang. Kalau harga di pasaran harus stabil terus. Itulah yang kita harapkan bersama," sambungnya.

Dari sisi produksi, Sugiono mengakui bahwa produksi ayam ras broiler memang terkonsenrasi di tiga provinsi di pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Populasi ayam di kawasan ini ia sebut kerap mengalami surplus dengan peternakan yang didominasi peternakan ayam mandiri dehingga perlu dilakukan pengiriman ke daerah lain.

"Tapi sekarang di luar pulau Jawa, seperti di Papua, Kalimantan dan daerah lain juga mulai menunjukan perkembangan ternak yang sangat baik. Tentu ke depan wilayah lain juga menjadi sentra produksi demi terwujudnya pemerataan," sambungnya.

Harga ayam hidup ras broiler di tingkat peternak terpantau normal di kisaran Rp19.000 sampai Rp20.000 pada awal Juli setelah sempat anjlok di bawah harga acuan pada pertengahan Juni lalu. Sejumlah peternak menyebutkan normalisasi harga ini didorong oleh seimbangnya permintaan dan penawaran. Adapun pasokan ayam yang tersedia saat ini merupakan hasil panen dari DOC FS pada pekan pertama Juni lalu ketika peternak memutuskan mengurangi produksi jelang Lebaran.

"Animo peternak untuk mengembangbiakkan DOC itu rendah pada pekan pertama Juni lalu, jelang lebaran sekitar 1 sampai 10 Juni, sehingga sekarang ketersediaan ayam yang sudah dipanen saat cukup langka. Penawaran sesuai dengan permintaan," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper