Bisnis.com, DEPOK – Produsen benih sayuran PT East West Seed Indonesia (Ewindo) mencatatkan penurunan produksi benih hortikultura sebesar 5% pada Semester I/2019. Adapun, produksi benih mereka pada periode yang sama tahun lalu mencapai 1.250 ton.
Presiden Direktur Ewindo Glenn Pardede mengatakan penurunan permintaan benih disebabkan melemahnya harga sayur di pasaran.
“Kami melihat penurunan pembelian benih pada Semester I tahun ini lebih disebabkan faktor turunnya harga sayuran di pasaran karena kurangnya konsumsi sayur,” katanya kepada Bisnis, Kamis, (4/7).
Menurut hasil pengamatannya, melemahnya harga sayur menyebabkan petani tidak menanam dan permintaan benih menjadi berkurang.
Glenn menambahkan permintaan benih dari korporasi yang terkenal dengan sebutan "Cap Panah Merah" sepanjang enam bulan awal tahun didominasi benih berharga murah seperti kangkung, kacang panjang, timun dan pare.
Dia memprediksikan kinerja produksi benih pada semester II/2019 tetap akan mengalami penurunan sebesar 5% sama seperti kinerja produksi semester I/2019. Adapun, Ewindo mencatatkan volume produksi benih pada tahun lalu mencapai 2.500 ton.
Meskipun demikian, dia tetap optimistis harga sayuran di pasaran akan beranjak normal pasca usainya polemik politik di Indonesia. “Kemarin pasca-selesainya masalah pemilu, saya lihat harga cabai kan mulai merangkak naik ya, jadi optimistis lah akan normal lagi harganya,” tandasnya.
Glenn mengatakan untuk mendorong pertumbuhan produksi dan penjualan benih, pihaknya akan melakukan edukasi terkait pentingnya mengkonsumsi sayur kepada mahasiswa.
“Jadi, tahun ini kami akan lebih banyak melakukan edukasi terkait pentingnya konsumsi sayur, jadi kami pendekatannya lebih ke edukasi, supaya konsumsi sayuran meningkat, jadi, secara tidak langsung kami juga mendapatkan keuntungan,” tandasnya.