Bisnis.com, JAKARTA – Melihat adanya relaksasi pajak untuk pasar properti mewah, tak seluruh pengembang yang menyasar kelas high-end mau masuk proyek properti dengan harga di atas Rp20 miliar.
Pengembang properti asal Singapura Brewin Mesa menyebutkan akan tetap fokus mengembangkan produk kelas atas di harga sekitar Rp1 miliar – Rp5 miliar. Selain itu, dengan spesifikasi ukuran di bawah 100 meter persegi.
“Kami mengikuti tren properti di kawasan Central Business District [CBD] yaitu compact house, jadi misal di lokasi lain ada 100 meter persegi harga Rp3 miliar cuma dua kamar, kita luas segitu bisa dapat 3 kamar tidur, dengan kualitas lebih tinggi,” kata Presiden Direktur PT Brewin Mesa Sutera Bill Cheng kepada Bisnis, Kamis (4/7/2019).
Pasar properti mewah di Jakarta memang sudah sangat sulit, terlebih beberapa tahun terakhir, sebelum ada relaksasi pajak dari pemerintah. Dengan adanya relaksasi pajak tersebut, ujar Bill, memang bisa membawa sinyal positif bagi pasar properti, tapi pasarnya bukan target dari Brewin Mesa.
“Pengembangan properti mewah memang marginnya besar, tapi pasarnya tipis sekali. Berbanding terbalik dengan pasar kelas bawah. Kami pilih di kisaran Rp1 miliar-5 miliar itu, itu saya lihat masih ada pergerakan di CBD, dan juga di samping-samping Jakarta,” katanya.
Pemerintah sebelumnya melonggarkan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk kepemilikan properti berharga mewah dari Rp20 miliar menjadi Rp30 miliar. Selain itu juga akan memangkas pajak penghasilan (PPh) pasal 22 untuk penjualan hunian mewah dari 5% menjadi 1%.
Baca Juga
Bill mengatakan bahwa Brewin belum berencana meluncurkan produk apapun dalam waktu dekat, dan masih berfokus pada pengembangan The Lana yang pengembangannya perlu waktu sekitar 22 bulan.
“Mungkin akan ada proyek baru lagi dalam dua tahun, setelah yang The Lana selesai. Kami mau fokus tidak bercabang-cabang jadi kualitasnya kami jamin sangat baik,” lanjutnya.