Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wikon Raih Pesanan Gelagar Baja Dari Filipina

Wikon sudah mulai memproduksi gelagar baja bersama Matiere sejak April 2019. Produksi perdana ini bernilai Rp12 miliar. Koko menyebut, sebanyak 90% material baja dipasok dari dalam negeri sedangkan sisanya masih diimpor, yaitu komponen yang hak patennya dimiliki Matiere.

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi atau Wikon, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk. mendapat tambahan pesanan gelagar baja dari Filipina dengan kontrak lebih dari Rp25 miliar. Penjualan ke pasar luar negeri turut menyumbang target penjualan perseroan sepanjang tahun ini sebesar Rp3,5 triliun.

Direktur Utama Wikon, Koko Cahyo Kuncoro mengatakan perseroan sudah mengapalkan pesanan perdana gelagar baja ke Filipina pada Mei 2019 lalu. Perusahaan itu berkongsi dengan perusahaan asal Prancis, Matiere untuk memproduksi bersama gelagar baja. Pabrik di Tangerang menjadi basis produksi untuk pasar gelagar baja di Asia Tenggara.

Koko menuturkan, pesanan dari luar negeri ditangani oleh Matiere. Saat ini, pesanan tambahan tengah dirundingkan dan Koko berharap nilai kontraknya bisa lebih dari Rp25 miliar. "Sudah ada [pesanan baru] dalam proses untuk tambahan kontrak baru. Saat ini masih pembahasan," ujar Koko kepada Bisnis, Kamis (4/7/2019).

Sebelumnya, Wikon sudah mulai memproduksi gelagar baja bersama Matiere sejak April 2019.  Produksi perdana ini bernilai Rp12 miliar. Koko menyebut, sebanyak 90% material baja dipasok dari dalam negeri sedangkan sisanya masih diimpor, yaitu komponen yang hak patennya dimiliki Matiere.

Untuk diketahui, girder baja yang diproduksi Wikon menggunakan teknologi milik Matiere dengan jenama Unibridge. Teknologi ini bisa dipasang lebih cepat dibandingkan dengan instalasi sambungan las maupun baut konvensional sehingga bisa mengatasi kendala kepadatan lalu lintas dalam pembangunan jembatan di perkotaan maupun keterbatasan alat berat di perdesaan.

Secara umum, sepanjang paruh kedua tahun ini, Wikon optimistis bisa mencapai target penjualan sebanyak Rp3,5 triliun. Koko mengakui, sepanjang paruh pertama pelaksanaan berbagai proyek kurang mendorong penjualan produk-produk material konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper