Bisnis.com, JAKARTA - Citilink Indonesia, maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC), optimistis penurunan harga tiket akan berdampak pada kenaikan tingkat keterisian kursi (seat load factor/SLF).
VP Sales & Distribution Citilink Indonesia Amalia Yaksa mengatakan, target jumlah penumpang pada tahun ini adalah sebesar 18 juta orang. Target tersebut meningkat 20% dari realisasi tahun lalu yang mencapai 15 juta penumpang.
"[Penurunan harga tiket] ini semoga bisa meningkatkan [kuantitas] penjualan yang dilihat melalui SLF," kata Amalia, Rabu (3/7/2019).
Dia menambahkan, strategi peningkatan jumlah penumpang dilakukan dengan menghadirkan berbagai produk baru yang sesuai dengan ekspektasi penumpang.
Setiap layanan baru yang diluncurkan maskapai selalu mengacu pada masukan penumpang. Produk baru tersebut antara lain loyalty program seperti Citilink Supergreen, Inflight Wi-Fi, dan yang terakhir adalah Dinning Experience.
Pada layanan terbaru tersebut, penumpang dapat menentukan menu makanan favorit, untuk dinikmati selama penerbangan, mulai dari masakan Indonesia, Jepang, Barat hingga Korea.
Di sisi lain, maskapai anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk. ini juga secara aktif melakukan ekspansi rute baik domestik maupun internasional. Selain memperluas konektivitas penerbangan, juga bertujuan memenuhi kebutuhan pasar.
Sepanjang 2018, Citilink telah menerbangkan 15 juta penumpang atau naik 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 12,3 juta penumpang.