Bisnis.com, BANDUNG — Asia Africa Festival (AAF) 2019 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan ekonomi dan pariwisata Kota Bandung. Hal itu ditandai dengan tercapainya okupansi hotel di Kota Bandung hingga 100%.
Hal tersebut terjadi di beberapa hotel yang terletak di sekitar Jalan Asia Afrika. Contohnya, seluruh kamar di Hotel Savoy Homann dan Grand Prama Preanger telah dipesan hingga Minggu (30/6). Sementara puncak okupansi terjadi pada Sabtu, (29/6).
"Di kami (Preanger) sampai 100%," ungkap Dani, staf marketing Hotel Grand Prama Preanger, Senin (1/7/2019).
Hal senada diungkapkan Revinna Tova Nugraha, Public Relations Hotel Savoy Homann. Menurutnya, sebagian besar kamar dipesan oleh para wisatawan yang ingin menikmati suasana Asia Africa Festival 2019.
"Kalau di Savoy Homann, kita sudah ramai dari Jumat (28/6). Dari segi kamar, semua tipe terisi. Sebagian besar disewa oleh mereka yang ingin menikmati view Asia Africa Festival," terangnya.
Selain itu, Hotel Savoy Homann sebagai hotel bersejarah juga menjadi tempat bermalam para duta besar yang hadir saat AAF 2019. Sebanyak 25 kamar dipersiapkan untuk para delegasi negara.
"Karena Savoy Homann menjadi sejarah KAA pertama tahun 1955," terangnya.
Peningkatan okupansi itu juga diakui oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar. Banyak hotel, terutama yang berada di sekitar venue AAF penuh terisi.
"Biasanya, akhir pekan memang ramai, bisa sampai 90%. Kali ini karena ada AAF, okupansi mencapai 100% di beberapa hotel," ungkapnya.
Apalagi, momentum AAF 2019 ini bertepatan dengan momen liburan sekolah. Banyak keluarga yang menghabiskan liburan bersama. Kombinasi libur sekolah, akhir pekan, dan kegiatan AAF membuat banyak wisatawan yang kehabisan hotel.
"Momentum yang tepat dengan libur sekolah. Jadi ramai dengan liburan, pasti ada peningkatan, terutama di hotel sekitar Asia Afrika. Terlihat bahwa weekend ini hotel memang cukup bagus, terutama Sabtu malam, ditambah lagi ada Festival Asia Afrika. Termasuk di pusat perbelanjaan," katanya.
Herman nenilai, sebenarnya gelaran bersejarah ini bisa dioptimalkan oleh Pemerintah Kota Bandung dengan menyelenggarakan berbagai atraksi wisata khasa Kota Bandung.
"Kalau terintegrasi dengan destinasi wisata lainnya, ini akan semakin baik. Apalagi kalau melibatkan asosiasi pariwisata yang berjumlah 14 asosiasi tentu akan lebih baik lagi," ucapnya.