Bisnis.com, JAKARTA – Berita terkait penurunan penurunan subsisi energi yang menjadi prioritas serta proyeksi neraca perdagangan Mei 2019 menjadi sorotan media massa, Senin (24/6/2019).
Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional:
Pangkas Subsidi Jadi Prioritas. Penurunan subsidi energi harus menjadi prioritas Presiden Joko Widodo pada periode kedua pemerintahannya sehingga dapat mendorong belanja yang lebih berkualitas dalam memacu perekononomian. (Bisnis Indonesia)
Neraca Dagang Mei Berpotensi Tekor. Neraca perdagangan Mei 2019 diperkirakan masih akan ‘tekor’ seiring dengan tekanan pada sisi ekspor dan tingginya permintaan impor untuk keperluan Ramadan dan Lebaran. (Bisnis Indonesia)
5 Insentif untuk Properti. Pemerintah menyiap kan lima insentif fi skal di sektor properti guna mendorong investasi dan pertumbuhan sektor properti yang tengah lesu. Insentif fiskal tersebut tak hanya bakal dinikmati oleh pengembang, tetapi juga oleh masyarakat. (Bisnis Indonesia)
Pendanaan BUMN Karya Lebih Kompetitif. Rencana pemerintah memangkas pajak penghasilan atas bunga surat utang atau obligasi untuk proyek infrastruktur, dari 15% menjadi 5%, memberi angin segar bagi sejumlah emiten konstruksi pelat merah. (Bisnis Indonesia)
Pasar Obligasi Asia dan Asean Positif. Pasar obligasi kawasan Asia dan Asean merespons secara positif tren penurunan suku bunga global. (Bisnis Indonesia)
Ruang Kredit Bank ke BUMN Mulai Terbatas. Ruang gerak penyaluran kredit perbankan semakin sempit, terutama pembiayaan kepada badan usaha milik negara (BUMN). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki aturan, Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK) sebesar 30% dari modal bank BUMN untuk disalurkan ke perusahaan BUMN. (Kontan)
Belanja APBN Mengucur Kian Deras. Realisasi belanja di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 makin kencang. Hanya saja, realisasi belanja modal yang diharapkan bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi masih tersendat hingga lima bulan pertama tahun ini. (Kontan)
Investasi Portofolio dari AS akan Mengalir ke Indonesia. Dana investasi portofolio dari Amerika Serikat (AS) akan mengalir ke Indonesia, negeri yang dinilai jmemberikan imbal hasil tinggi. Sinyal penurunan laju pertumbuhan ekonomi negeri itu akan memaksa The Federal Reserve memangkas suku bunga acuan dan kebijakan itu akan mendorong dana investasi portofolio keluar dari AS. (Investor Daily)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
