Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan pelat merah perkeretaapian PT INKA (Persero) mengincar pasar ekspor ke sejumlah negara lainnya di Afrika. Sebelumnya, perseroan sudah melakukan penetrasi ke Bangladeh, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Australia.
Corporate Communication INKA Hartono menyatakan, perusahaan berkeinginan untuk lebih memperkuat penetrasi perusahaan Indonesia di kawasan Afrika. Di tengah dinamika kompetisi antar pabrikan kereta api oleh berbagai negara, INKA menawarkan kualitas produk dan after-sales service yang dapat diandalkan.
"Kehadiran PT INKA untuk pertama kalinya di pameran Africa Rail diharapkan mampu membuka pintu kesempatan selanjutnya, setelah kami berhasil melakukan ekspor kereta api ke Bangladesh, Filipina, Singapura, Australia dan Malaysia," kata Hartono di sela-sela Pameran Africa Rail, dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri, Jumat (21/6/2019)
Pameran African Rail berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 19-20 Juni 2019, yang merupakan pameran perkeretaapian terbesar di Afrika.
Pada pameran yang telah memasuki tahun pelaksanaan ke-22 ini, terdapat setidaknya 130 exhibitors dan 6.000 pengunjung yang mencakup para pembuat keputusan, operator, regulator, dan pejabat pengadaan bidang perkeretaapian dari berbagai negara.
Selain INKA, perusahaan-perusahaan ternama internasional di bidang industri dan komponen perkeretaapian yang turut berpartisipasi antara lain CRRC Corporation Limited, Oracle Construction and Engineering, Voith Transnet, GE, Progress Rail, KNORR, dan Luchini.
Adapun, perusahaan operator termasuk Procurement Team yang hadir antara lain Botswana Railways, DRC, Ghana Railways, TransNamib dan Uganda Railways.
“Kehadiran PT INKA sebagai upaya penetrasi pasar Afrika yang terbuka luas memasuki the African Continental Free Trade Area (AfCFTA),” tutur Hartono.
Dubes RI di Pretoria Salman Al Farisi menyambut partisipasi INKA dalam pameran tersebut. Dia mengatakan, negara-negara Afrika mulai melihat industri perkeretaapian selain sebagai solusi bagi transportasi massal dan sarana pengangkutan barang.
“Kereta juga sebagai medium peningkatan perdagangan intra-Afrika. Situasi yang ada saat ini membuka peluang bagi industri Indonesia untuk masuk dan berperan serta dalam pembangunan di Afrika,” paparnya.
Selama pameran berlangsung, KBRI Pretoria menjembatani pertemuan INKA dengan perusahaan Afrika Selatan Transnet dan operator kereta api PRASA. Baik Transnet dan PRASA menyatakan ketertarikan untuk mengetahui lebih lanjut produk INKA dan diharapkan terdapat pembicaraan tindaklanjut.
INKA juga telah melakukan komunikasi dengan beberapa perusahaan terkait terhadap kemungkinan kerja sama pengembangan perkeretaapian di wilayan Afrika lainnya, seperti Mozambique, Nigeria, Botswana, dan Zambia.
Salman menjelaskan, pemerintah Indonesia terus mengintensifkan berbagai upaya guna menembus pasar nontradisional, termasuk Afrika. Pada industri perkeretaapian, telah dibentuk Indonesia Railway Development Consortium (IRDC) yang terdiri dari beberapa BUMN terkait seperti PT INKA, PT Waskita Karya Tbk., PT LEN dan PT KAI.
Konsorsium diharapkan dapat mengibarkan bendera Indonesia, menjadi one step solution. Bersama IRDC, INKA berupaya mendapatkan pasar pengembangan produk perkeretaapian Indonesia.
Layanan yang diberikan mencakup penyediaan sarana perkeretaapian, pengembangan prasarana, pembangunan infrastruktur, operasional, pemeliharaan, dan penyediaan paket solusi pendanaan.
INKA Jajaki Ekspor Kereta Api ke Sejumlah Negara di Afrika
Perusahaan pelat merah perkeretaapian PT INKA (Persero) mengincar pasar ekspor ke sejumlah negara di Benua Hitam lainnya. Sebelumnya, perseroan sudah melakukan penetrasi ke Bangladeh, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium